Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Sulit Didapat, Kepanikan Mengancam

Kompas.com - 27/08/2014, 18:28 WIB

Pembeli menggunakan botol ditoleransi dengan batasan maksimal 2 liter. Hal itu dilakukan karena dia menyadari, ada beberapa pengendara sepeda motor yang kehabisan premium sehingga terpaksa membeli menggunakan botol.

Nursalim (31), sopir angkot jurusan Slawi-Kota Tegal yang juga mengantre di SPBU Grogol, harus menunggu 1,5 jam untuk mendapatkan premium. ”Tadi antre setengah jam di SPBU lain, tetapi ternyata premium habis,” ujarnya. Dia lalu berkeliling mencari premium ke SPBU lain, tetapi juga antre panjang.

Sebagai sopir angkot, kebutuhan BBM sangat vital untuk menunjang pekerjaannya. Rata-rata dalam sehari, Nursalim menjalankan angkutan Slawi-Kota Tegal sebanyak lima kali dengan kebutuhan BBM berkisar 15 liter hingga 20 liter per hari. Adapun penghasilan bersih yang dia terima Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per hari.

Akibat harus mengantre, saat ini dia hanya bisa menjalankan angkutan Slawi-Kota Tegal tiga kali. Penghasilannya pun tentu turun menjadi sekitar Rp 40.000 per hari. ”Kalau saya harus menggunakan pertamax, tidak sanggup,” katanya.

Dia tidak mungkin menaikkan tarif angkutan karena ada penolakan dari penumpang. Harga BBM tidak naik sehingga tarif tidak bisa dinaikkan.

Keluhan serupa disampaikan Ahmad (50), sopir angkot jurusan Jatibarang (Brebes)-Kota Tegal. Saat mengantre di SPBU Lemahduwur, Kabupaten Tegal, Ahmad mengaku harus menunggu dua jam untuk mendapatkan 20 liter premium. Akibat antre, tentu dia kehilangan waktu menjalankan angkot.

Dia sempat mengeluhkan kendaraan-kendaraan pribadi yang ikut mengantre premium bersama angkot dan sepeda motor. Menurut Ahmad, seharusnya kendaraan pribadi menggunakan pertamax sehingga tidak membuat antrean premium bertambah panjang. Namun, rupanya, menurut seorang petugas SPBU, saat itu pertamax di SPBU tersebut juga habis.

Ahmad dan masyarakat lainnya berharap pemerintah memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Dia lebih setuju harga BBM dinaikkan daripada masyarakat tidak bisa bekerja karena harus mengantre BBM. Harga BBM yang masih terjangkau, lanjutnya, sekitar Rp 8.000 per liter. ”Kalau seharga pertamax, kami belum sanggup,” katanya. (Siwi Nurbiajanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com