Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Sulit Didapat, Kepanikan Mengancam

Kompas.com - 27/08/2014, 18:28 WIB


KOMPAS.com - SUWARMIN (40) tergopoh-gopoh mendekati petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum Grogol di Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang sedang melayani pengendara sepeda motor mengisi premium, Selasa (26/8) pagi. Dia menyodorkan dua botol air mineral kosong berukuran 600 mililiter dan berharap dapat membeli premium dengan botol plastik itu. Anaknya, Ardiansyah (6), mengikuti dari belakang.

Namun, Suwarmin tak mendapatkan premium seperti diinginkannya. Petugas SPBU tak bisa langsung melayani karena ratusan pengendara sepeda motor sudah mengantre untuk mendapatkan bahan bakar minyak.

”Saya terpaksa membeli bensin (premium) menggunakan botol air mineral karena tidak kuat lagi mendorong motor,” ujar warga Kelurahan Pesurungan Lor, Kota Tegal, tersebut. Suwarmin datang ke SPBU mengendarai sepeda motor roda tiga dengan muatan sekitar 2 kuintal besi rongsokan.

Premium di kendaraan itu tinggal sedikit dan diperkirakan tidak cukup untuk menempuh perjalanan hingga tempat tujuan, yaitu Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari SPBU. ”Sudah kehabisan, tidak bisa jalan lagi,” katanya.

Oleh karena itu, mau tidak mau Suwarmin harus ikut mengantre agar bisa mendapatkan BBM. Namun, karena tidak kuat lagi mendorong kendaraannya, dia terpaksa membeli dengan botol air mineral. Suwarmin memarkir sepeda motornya itu di pinggir jalan, di seberang SPBU.

Suwarmin terakhir kali mengisi premium tiga hari lalu, sebanyak 4 liter. Dia sudah berusaha mengisi premium sehari sebelumnya, tetapi selalu dihadang antrean panjang di setiap SPBU. Sejak Sabtu pekan lalu, masyarakat di Tegal dan sekitarnya mulai kesulitan mendapatkan BBM akibat pembatasan kuota BBM bersubsidi.

Antrean panjang selalu terjadi hampir di semua SPBU di wilayah Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Antrean terjadi sepanjang hari selama persediaan BBM di SPBU tersebut masih tersedia.

Untuk membeli premium eceran pun, masyarakat kesulitan karena saat ini hampir tidak ada penjual premium eceran di Kota Tegal dan sekitarnya yang buka. Kepanikan karena ketiadaan BBM terasa dalam percakapan masyarakat sehari-hari, baik di antrean SPBU, di warung-warung, perkantoran, maupun di status media sosial. Mereka bingung dan bertanya-tanya atas kesulitan BBM yang terjadi saat ini.

Ganggu aktivitas

Sebagai pedagang barang rongsok, kesulitan mendapatkan BBM sangat mengganggu aktivitas Suwarmin. Dalam sepekan, biasanya dia mengirimkan barang bekas ke pengepul empat kali. Untuk setiap pengiriman, rata-rata dia mendapat keuntungan Rp 50.000 hingga Rp 100.000, tergantung dari jenis barang bekas yang dijual.

Dari penjualan besi rongsok, misalnya, dia mendapat keuntungan Rp 500 per kilogram sehingga keuntungan kotornya dari 2 kuintal besi yang dijual sebesar Rp 100.000. Jadi, dalam sepekan, keuntungan yang diperolehnya berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000. Keuntungan tersebut belum dikurangi kebutuhan bahan bakar kendaraan, 1 liter hingga 1,5 liter per hari.

Dengan harus mengantre BBM, aktivitas Suwarmin terhambat. Untuk menggunakan BBM nonsubsidi, seperti pertamax, dia merasa berat karena harganya sekitar Rp 11.900 per liter. Apalagi pertamax pun ludes diserbu pembeli. SPBU Grogol pada pagi itu juga kehabisan pertamax.

Menurut pengelola SPBU Grogol, Purwo Wibowo, persediaan pertamax di SPBU-nya habis sejak Senin malam. Dia sudah memesan kembali 8 kiloliter, tetapi masih dalam pengiriman. ”Kemarin 4 kiloliter pertamax habis dalam dua hari. Padahal, biasanya dalam sebulan, penjualan pertamax sekitar 8 kiloliter,” ujarnya.

Masyarakat menyerbu pertamax karena pasokan premium terbatas. Sebelumnya, SPBU itu mendapatkan pasokan premium 16 kiloliter per hari dari Pertamina, tetapi saat ini hanya 8 kiloliter per hari. ”Kalau dulu bisa cukup untuk 24 jam, sekarang premium hanya cukup hingga pukul 15.00,” lanjutnya.

Bahkan, demi menjaga agar pasokan premium bisa dinikmati masyarakat banyak, dia membatasi pembelian premium. Untuk mobil pribadi, pembelian premium dibatasi Rp 100.000, sedangkan sepeda motor masih bisa sepenuh tangki kendaraan.

Pembeli menggunakan botol ditoleransi dengan batasan maksimal 2 liter. Hal itu dilakukan karena dia menyadari, ada beberapa pengendara sepeda motor yang kehabisan premium sehingga terpaksa membeli menggunakan botol.

Nursalim (31), sopir angkot jurusan Slawi-Kota Tegal yang juga mengantre di SPBU Grogol, harus menunggu 1,5 jam untuk mendapatkan premium. ”Tadi antre setengah jam di SPBU lain, tetapi ternyata premium habis,” ujarnya. Dia lalu berkeliling mencari premium ke SPBU lain, tetapi juga antre panjang.

Sebagai sopir angkot, kebutuhan BBM sangat vital untuk menunjang pekerjaannya. Rata-rata dalam sehari, Nursalim menjalankan angkutan Slawi-Kota Tegal sebanyak lima kali dengan kebutuhan BBM berkisar 15 liter hingga 20 liter per hari. Adapun penghasilan bersih yang dia terima Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per hari.

Akibat harus mengantre, saat ini dia hanya bisa menjalankan angkutan Slawi-Kota Tegal tiga kali. Penghasilannya pun tentu turun menjadi sekitar Rp 40.000 per hari. ”Kalau saya harus menggunakan pertamax, tidak sanggup,” katanya.

Dia tidak mungkin menaikkan tarif angkutan karena ada penolakan dari penumpang. Harga BBM tidak naik sehingga tarif tidak bisa dinaikkan.

Keluhan serupa disampaikan Ahmad (50), sopir angkot jurusan Jatibarang (Brebes)-Kota Tegal. Saat mengantre di SPBU Lemahduwur, Kabupaten Tegal, Ahmad mengaku harus menunggu dua jam untuk mendapatkan 20 liter premium. Akibat antre, tentu dia kehilangan waktu menjalankan angkot.

Dia sempat mengeluhkan kendaraan-kendaraan pribadi yang ikut mengantre premium bersama angkot dan sepeda motor. Menurut Ahmad, seharusnya kendaraan pribadi menggunakan pertamax sehingga tidak membuat antrean premium bertambah panjang. Namun, rupanya, menurut seorang petugas SPBU, saat itu pertamax di SPBU tersebut juga habis.

Ahmad dan masyarakat lainnya berharap pemerintah memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Dia lebih setuju harga BBM dinaikkan daripada masyarakat tidak bisa bekerja karena harus mengantre BBM. Harga BBM yang masih terjangkau, lanjutnya, sekitar Rp 8.000 per liter. ”Kalau seharga pertamax, kami belum sanggup,” katanya. (Siwi Nurbiajanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com