Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Anas: Uang 1 Juta Dollar Mengalir ke Marzuki Alie

Kompas.com - 18/08/2014, 18:07 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis, mengungkapkan adanya uang 1 juta dollar AS dari kas Grup Permai untuk Ketua Dewan Perwakilan Rakyat RI Marzuki Alie. Uang tersebut dikeluarkan kas Grup Permai sekitar Januari 2010.

"Yang saya ingat, yang 1 juta dollar AS itu ke Pak Marzuki, itu tanggal 11 Januari 2010," kata Yulianis saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas Urbaningrum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (18/8/2014).

Yulianis menjawab pertanyaan yang diajukan Anas kepadanya. Anas membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang juga pemilik Grup Permai.

Menurut BAP tersebut, Nazaruddin mengaku kepada penyidik KPK bahwa dia diminta Anas menyediakan uang 1 juta dollar AS. Menurut Nazaruddin, seperti yang dicatat dalam BAP itu, uang 1 juta dollar AS tersebut akan digunakan untuk membayar pembelian lahan Anas di Yogyakarta.

Namun, dalam persidangan hari ini, Yulianis membantah pernyataan Nazaruddin dalam BAP yang dibacakan Anas tersebut. Menurut Yulianis, uang 1 juta dollar AS itu untuk Marzuki Alie.

Dalam persidangan, Anas juga menanyakan ihwal uang 1 juta dollar AS ini kepada Nuril Anwar yang merupakan mantan staf ahli Nazaruddin. Nuril yang juga menjadi saksi dalam persidangan tersebut mengatakan bahwa Nazaruddin ketika itu tengah berhubungan secara intensif dengan Marzuki.

"Pak Nazar cerita sedang intens dengan DPR 1 Pak Marzuki, TPPI kalau tidak salah, berkaitan dengan Pertamina," katanya.

Nuril juga mengatakan, ada uang yang dikirimkan Nazaruddin kepada Marzuki melalui ajudan Nazar yang bernama Iwan. Dia mengaku tahu soal dugaan pemberian uang ini dari cerita Iwan.

"Iwan menceritakan hal itu, (saya tanya) mau dikirim ke mana? ke MA," sambung dia.

Nuril mengaku pernah melihat bungkusan batik yang berada di mobil Iwan. Terkait bungkusan batik ini, Anas lalu mengonfirmasikannya kepada Yulianis. Kepada Yulianis, dia bertanya apakah benar uang yang ditujukan untuk Marzuki dibungkus kemasan batik. Yulianis pun membenarkan bahwa uang itu dibungkus batik dalam kotak.

"Iya dibungkus baik, kebiasaan kita Pak, tapi bukan paper bag (tas kertas), itu kotak. Kalau 1 juta dollar AS seperti bungkus Indomie," tutur dia.

Sebelumnya Nuril juga menyebutkan bahwa Nazaruddin memberikan uang kepada Marzuki serta mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng terkait Kongres 2010. Uang tersebut diambil dari kas Grup Permai, perusahaan Nazar yang kerap memenangi proyek pemerintah.

Nuril mengaku diminta Nazaruddin untuk mengambil uang 500.000 dollar AS dari Yulianis. Uang tersebut, kata dia, akan diberikan Nazaruddin kepada Marzuki dan Andi.

"Ini uang untuk siapa, ambil saja, ini prinsip kita menebar ke mana-mana. Saya mau ketemu Pak Marzuki dan tim Andi, Nurcahyo," ucap Nuril menirukan perkataan Nazaruddin ketika itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

CSIS: 138 dari 580 Caleg Terpilih di DPR Terasosiasi Dinasti Politik

Nasional
Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Idrus Marham Dengar Kabar Golkar Dapat 5 Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com