Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Senior PPP: Pindah Haluan ke Jokowi Wajar Saja

Kompas.com - 18/08/2014, 15:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi senior Partai Persatuan Pembangunan ingin agar partai berlambang Kabah itu pindah haluan untuk mendukung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla. Dengan bergabung dalam pemerintahan, PPP diyakini dapat membawa kontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan negara.

"Perubahan orientasi politik dari Prabowo ke Jokowi wajar saja. Kehendak kita kan partai ini bisa berpartisipasi bagi masyarakat. Bagaimana mau berpartisipasi kalau tidak berkuasa. Buat apa kita beroposisi?" kata Anggota Majelis Syariah PPP Muhammad Razak dalam konferensi pers di DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/8/2014) siang.

Razak menjelaskan, dalam sejarahnya, PPP memang pernah beroposisi saat pemerintahan Soeharto. Pasalnya, saat itu pemerintahan yang otoriter tidak sesuai dengan visi-misi PPP. Namun, setelah reformasi, PPP selalu masuk kedalam pemerintahan. Apalagi, lanjut dia, Dewan Pimpinan Wilayah juga sudah banyak yang mendesak untuk tak lagi bersama pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Kalau cabang menghendaki, kenapa tidak?" ujarnya.

Razak meyakini, dengan digantinya Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum, proses peralihan dukungan bisa berlangsung dengan lebih mudah. Pasalnya, menurut dia, selama ini Suryadharma-lah yang ngotot ingin mendukung pasangan nomor urut 1 tersebut. Oleh karenanya, Razak juga mendesak pelaksanaan muktamar untuk memilih ketua umum baru dipercepat sesuai amanat musyawarah kerja nasional PPP di Bogor pada April lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com