"Bagi saya, Musyawarah Nasional Partai Golkar, entah diadakan di 2015 ataupun segera di 2014, yang paling utama dan pertama harus dilakukan adalah evaluasi total terhadap berbagai kebijakan partai, terkhusus terkait Pilpres 2014," ujar Meutya di Jakarta, Kamis (24/7/2014).
Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat ini juga menyerukan agar anak muda di Partai Golkar untuk bangkit memperbaiki partai. Dia menilai perlunya pengambilalihan kendali partai oleh anak muda.
"Bagi anak-anak muda Partai ini untuk mengambil alih kendali Partai adalah untuk melakukan reformasi total Partai. Tentu dilakukan sesuai mekanisme serta menghormati aturan Partai," ucap Meutya.
Meutya yang sebelum menjadi anggota dewan aktif sebagai jurnalis televisi ini beranggapan Partai Golkar adalah partai yang terlalu besar dan bersejarah untuk dihapuskan dari peta politik Indonesia. Oleh karena itu, dia menilai satu-satunya jalan bagi Golkar adalah memperbaiki diri.
"Suka atau tidak, ia (Golkar) adalah aset bangsa, yang harus dikelola baik dan apik, agar tidak menjadi beban, liabilities, bagi negara. Namun, senantiasa membawa manfaat terhadap proses demokrasi Indonesia," ungkap Meutya.
Meutya mengaku mulai berani berbicara terus terang setelah selesai pelaksanan pemilu presiden. Sehingga, Meutya mengaku bisa bebas berbicara tanpa perlu melanggar AD/ART serta melawan aturan partai, dan dipecat dari partai yang saya banggakan.
Dia juga mengucapkan selamat kepada Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joko Widodo dan Jusuf Kalla. "Jadilah pemimpin yang membanggakan dan membahagiakan bagi rakyat Indonesia," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.