Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Tujuan Memanipulasi "Quick Count"?

Kompas.com - 10/07/2014, 20:15 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mencurigai adanya manipulasi dari beberapa lembaga survei yang menunjukkan hasil berbeda dari hitung cepat yang dilakukan lembaganya. Hasil survei Indikator menempatkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan 52,95 persen, sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa 47,66 persen.

Menurut Burhanuddin, manipulasi lembaga survei terhadap hasil hitung cepat bertujuan untuk dijadikan sebagai legitimasi. Ia mengatakan, misalnya, jika proses penghitungan suara di KPU dicurangi dan menunjukkan kemenangan untuk Prabowo-Hatta, mereka mempunyai bukti hitung cepat yang serupa.

"Itu terkait dengan afiliasi politik. Itu legitimasi, terkait proses penghitungan manual di KPU yang coba dicari-cari legitimasi intelektualnya di dalam temuan survei. Kalau ada kecurangan dari TPS ke tingkat pusat, jadi KPU tidak merasa terteror dengan hasil hitung cepat," kata Burhanuddin di Jakarta, Kamis (10/7/2014) sore.

Hal serupa disampaikan peneliti Saiful Mujani Research And Consulting, Djayadi Hanan. Djayadi mengatakan, proses penghitungan suara di Indonesia membutuhkan proses panjang sehingga rentan kecurangan.

"Perhitungan suara kita beda dengan Amerika. Kalau di Amerika, dari TPS langsung ke pusat data nasional. Tapi, kita dari kotak suara di TPS, ke kelurahan, ke kecamatan, kabupaten kota, provinsi, dan baru ke pusat," kata Djayadi.

Dengan memanipulasi hitung cepat untuk menunjukkan kemenangan, kata dia, akan ada legitimasi yang memengaruhi masyarakat.

"Itulah kenapa dilakukan deklarasi kemenangan supaya masyarakat juga tetap percaya. Kalau tidak ada deklarasi, masyarakat akan menilai hanya Jokowi-JK yang menang sehingga akan bertanya-tanya kalau nanti KPU menetapkan Prabowo-Hatta. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat juga terbelah," kata dia.

Baca:
"Quick Count", Ini Hasil Lengkap 11 Lembaga Survei

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com