JAKARTA, KOMPAS.com - Jurnalis investigasi asal Amerika, Allan Nairn, mengatakan, selain pernah menjadi anak kesayangan Amerika Serikat, Prabowo juga memiliki luka hati terhadap pemerintah negara Paman Sam itu. Namun, Allan yakin bahwa jika Prabowo menang dalam Pemilu Presiden 2014, maka AS akan kembali akrab dengan Prabowo.
Allan mengaku bahwa Prabowo pernah bercerita tentang hubungan baik Prabowo dengan tentara AS sejak Prabowo masih muda. Namun, setelah Prabowo pecat dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Amerika mencampakkan mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat tersebut.
"Amerika membuang Prabowo, itu biasa. Itu memang doktrin Amerika. Mereka melakukan hal yang sama kepada (Ferdinand) Marcos, (Moammar) Khadafi, Sadam Hussein, dan Soeharto," ujar Allan dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (1/7/2014) malam.
Allan mengatakan, kedekatan Prabowo dengan intelijen AS menjadikan Prabowo sebagai bos rahasia antara pemerintah dan intelijen AS dengan Soeharto. Ketika terjadi krisis dan masifnya gerakan masyarakat sipil anti-Soeharto, kekuatan Soeharto mulai melemah. Saat itu, menurut Prabowo, tiba-tiba pemerintah AS membuat keputusan bahwa mereka tidak memerlukan Soeharto lagi.
"Prabowo mengatakan pada saya, mereka (AS) bilang, 'Oke Prabowo, Anda beritahu Soeharto bahwa Amerika tidak akan dukung dia lagi," ujar Allan menirukan Prabowo dalam wawancara pada 2001. Wawancara itu sejatinya off the record.
Allan menuturkan, pemerintah AS menginginkan Soeharto turun. Prabowo pun memberitahu Soeharto. Namun, menurut Prabowo, Soeharto tiba-tiba marah dan membantah hal itu karena ia mengatakan baru saja bertemu dengan orang dari Washington.
"Lalu Soeharto usir Prabowo. Itu yang dia katakan pada saya. Itu yang terjadi pada Prabowo," kata Allan.
Saat itulah, kata Allan, Wiranto naik. Saat Allan bertemu Prabowo pada 2001, tiga tahun setelah pengusiran itu, AS memutuskan mereka tidak membutuhkan Prabowo lagi. "Prabowo merasakan luka hati juga karena Amerika juga mencabut visa dia. Prabowo amat marah dan sedih karena selama ini Amerika adalah sponsornya yang amat dekat, lalu mengatakan tidak perlu lagi. Itu biasa bagi Amerika," katanya.
Meski demikian, Allan yakin bahwa AS akan kembali memberikan dukungan jika Prabowo terpilih sebagai presiden. "Dalam dua detik mereka akan dukung, kirim senjata dan dukungan apa pun. Karena mereka (AS) tidak peduli HAM atau hak buruh. Mereka hanya peduli tentang siapa yang punya kekuasaan, yang bisa mengamankan usaha besar," paparnya.
Ia juga memprediksi kerja sama militer kedua pihak akan terjalin kembali. Menurut Allan, hubungan itu akan akrab kembali.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.