Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Allan Nairn Tak Buka Wawancara Prabowo di Pilpres 2009

Kompas.com - 02/07/2014, 17:36 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Jurnalis investigasi asal Amerika Serikat, Allan Nairn, baru mengambil langkah paling berisiko dalam praktik jurnalistik dengan membuka wawancara "off the record"-nya dengan Prabowo Subianto pada 2001 silam menjelang pemungutan suara pada 9 Juli mendatang.

Padahal, Prabowo sudah sempat maju sebagai calon wakil presiden bersama Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009. Apa alasan Allan baru mengungkap percakapannya itu sekarang?

“Saat itu (Pilpres 2009) beliau cawapres, dia bukan calon presiden. Dia bukan sedang naik sebagai calon presiden Indonesia,” kata Allan dalam diskusi di Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Allan menuturkan, pada tahun 2009, dia mendengarkan banyak suara yang mengatakan bahwa Megawati-Prabowo sulit untuk menang. Kondisi itu, sebut Allan, sangat berbeda dengan kondisi saat ini, ketika Prabowo sangat mungkin memenangkan pemilu presiden.

“Pemilu sekarang sudah terlihat bahwa memang ada kemungkinan dia bisa menjadi presiden Indonesia. Jadi saya pikir, oke saya harus buat dulu karena saya merasa ada tanggung jawab untuk cerita soal ini,” imbuh Allan.

Jurnalis yang pernah memenangkan Robert F Kennedy Memorial First Prize untuk peliputan kasus pembantaian warga sipil di Timor Leste pada tahun 1991 itu mengaku terlebih dulu menimbang keputusannya untuk membuka sosok Prabowo ke publik.

Akhirnya, Allan memutuskan melanggar kode etik yang selama ini dipegangnya itu untuk memberikan informasi kepada publik mengenai sosok Prabowo.

“Saya tahu ini soal serius, tidak sebaiknya proteksi anonimitas dicabut. Saya harus timbang, di sini ada masalah itu (etika), sementara di sini ada masalah lebih besar. Sebaiknya, biar rakyat Indonesia mendapatkan akses informasi mengenai calon presidennya. Di sisi lain, sumber anonim biasanya untuk melindungi rakyat kecil yang terancam bahaya. Saya melihat, Prabowo tidak di posisi itu,” kata Allan.

Nama Allan Nairn mulai kembali diperbincangkan di Tanah Air setelah keputusannya membuka wawancara off the record dengan Prabowo yang dilakukan pada Juni dan Juli 2001. Allan menceritakan soal sikap Prabowo yang menilai Indonesia tidak siap menghadapi demokrasi, keinginan Prabowo untuk disebut sebagai diktator fasis, hingga kedekatan Prabowo dengan militer, intelijen, dan pengusaha besar Amerika Serikat.

Sebelumnya, Koordinator Prabowo Media Center, Budi Purnomo Karjodihardjo, sudah membantah pernyataan Allan. Pernyataan Allan dianggap sebagai kampanye hitam yang terkoordinasi oleh sekelompok jurnalis asing yang tidak menghendaki Prabowo menjadi presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com