Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Perhimpunan Tionghoa, Jokowi Contohkan Cerita Lurah Susan soal Ketegasan

Kompas.com - 27/06/2014, 06:24 WIB
Fathur Rochman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo, mengangkat lagi cerita soal Lurah Susan sebagai contoh ketegasan. Kali ini, dia menceritakannya di depan para tamu acara Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).

"Inget enggak Lurah Susan Lenteng Agung? Saya didemo empat kali. Saya bilang gini ke yang demo, 'Ibu-ibu ini wewenang saya ya, jangan ikut campur'," ujar Jokowi, Kamis (26/6/2014) malam. Lurah Susan sempat ditolak warga Lenteng Agung saat lolos lelang jabatan dan ditempatkan di wilayah di Jakarta Selatan tersebut.

Kasus Lurah Susan tersebut terjadi pada masa awal Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta dan menggulirkan sistem lelang jabatan untuk pengisian jabatan pemerintahan. Jokowi menegaskan dia tak akan menempatkan seseorang terkait urusan pekerjaan berdasarkan suku atau agama.

Menurut Jokowi, ketegasannya pada akhirnya membuat Lurah Susan sampai sekarang masih menjabat di Lenteng Agung. "Saya keras saat itu. Saya tidak utak-atik itu lagi. Sampai detik ini tidak ada masalah. Ini soal ketegasan," ujar dia.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan pula bahwa Indonesia berdiri bukan karena ras, suku, dan agama, melainkan karena cita-cita rakyatnya yang ingin hidup rukun, sentosa, adil dan makmur. Karenanya, kata dia, dia pun berani mencalonkan diri dalam Pemilu Gubernur DKI Jakarta pada 2012 berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama dan mempertahankan Lurah Susan.

"Saya ingin buktikan masyarakat sekarang ini sudah dewasa, tidak masalahkan dari ras apa dari suku apa. Ini sudah terbukti. Yang terpenting bisa menyelesaikan masalah-masalah rakyat," kata Jokowi. Basuki adalah Tionghoa dan Lurah Susan adalah umat Nasrani.

Acara pada Kamis malam ini dihadiri sekitar 2.000 warga Tionghoa. Acara dijadwalkan berlangsung pada pukul 20.00 WIB tetapi molor menjadi pukul 21.00 WIB karena menunggu kedatangan Jokowi. Dalam acara ini dia datang seorang diri tanpa didampingi Jusuf Kalla, calon wakil presidennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com