Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jokowi-Kalla kembali mengungguli Prabowo-Hatta. Di kota asal Kalla ini, pasangan nomor urut 2 mendapatkan dukungan 53,8 persen dan pasangan nomor urut 1 mendapatkan dukungan 17,8 persen saja.
Responden survei PDB di Kota Makassar yang menyatakan belum menentukan pilihan mencapai 18,1 persen.
Peta berimbang
Sementara itu, kedua pasangan mendapat dukungan yang hanya berselisih tipis di DKI Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Di Jakarta, Prabowo-Hatta mendapatkan dukungan 26,6 persen responden dan Jokowi-Kalla mengantongi 27,7 persen dukungan.
PDB menyoroti responden pemilih di Jakarta masih banyak yang belum menentukan pilihannya. Angkanya pun mendekati dukungan yang sudah dinyatakan untuk kedua pasangan, yaitu 25,7 persen.
Kemantapan pilihan mendukung kedua pasangan di DKI Jakarta juga saling mendekati. Pemilih Prabowo-Hatta yang menyatakan sudah mantap mencapai 16,9 persen, adapun pemilih Jokowi-Kalla mencapai 17,1 persen.
Potret yang mirip dengan gambaran pemilih di Jakarta, ada di Surabaya. Di kota ini, Prabowo Hatta mendapatkan dukungan 27,4 persen dan Jokowi-Kalla 26,5 persen.
Tingkat golput di Surabaya mencapai 3,7 persen, dengan responden yang menyatakan belum punya pilihan sebanyak 21,5 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 21 persen.
Analisis
"Mengapa elektabilitas Jokowi-JK di tiga kota ini tinggi? Karena tiga kota ini menjadi basis massa mereka. Semarang dan Balikpapan adalah basis PDI Perjuangan, sementara Kota Makassar adalah basis suara Jusuf Kalla," ujar Herta.
"Begitu juga mengapa Prabowo-Hatta menang di Medan dan Bandung. Di Bandung misalnya, wali kota-nya adalah Ridwan Kamil dan gubernur-nya Ahmad Heryawan, notabene bergabung dengan koalisi Prabowo-Hatta," imbuh Herta.
Secara keseluruhan, perolehan dukungan untuk kedua pasangan peserta Pemilu Presiden 2014 tersebut berdasarkan survei ini hanya berselisih 5,7 persen. Rinciannya, Prabowo-Hatta mendapatkan 26,5 persen dukungan dan Jokowi-Kalla 32,2 persen.
"Sebelumnya kami telah melaksanakan delapan kali survei. Ada tren elektabilitas Jokowi-JK turun dan Prabowo-Hatta naik. Sampai mana dia turun atau naik, perlu riset lagi," ujar Herta.
Pengumpulan data survei dengan data tujuh kota tersebut digelar pada 26 Mei 2014 hingga 1 Juni 2014. Responden yang dilibatkan dalam survei ini berjumlah 2.688 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tatap muka dan pengisian kuesioner terstruktur, dengan rentang kesalahan plus minus 2 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.