Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Peta Dukungan Prabowo-Hatta Vs Jokowi-Kalla di 7 Kota

Kompas.com - 11/06/2014, 07:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Survei Pusat Data Bersatu (PDB) di tujuh kota besar di Indonesia meramaikan gambaran peta persaingan calon presiden-wakil presiden dalam Pemilu Presiden 2014. Secara keseluruhan, selisih dukungan untuk kedua pasangan tak sampai 10 persen.

Menurut survei ini, pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul di dua kota. Adapun pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul di tiga kota.

Dua kota lain dalam survei PDB mendapatkan dukungan yang hanya berselisih sedikit untuk kedua pasangan. Tujuh kota yang menjadi lokasi survei tersebut adalah Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan.

Kota dengan keunggulan pasangan nomor satu

Di Medan, Sumatera Utara, pasangan Prabowo-Hatta mengalahkan pasangan Jokowi-JK dengan 54,9 persen dukungan. Di kota ini, Jokowi-Kalla mendapatkan 26,6 persen dukungan saja.

Survei di Medan mendapatkan, 1,6 persen responden pemilih menyatakan tak akan memilih salah satu pasangan. Lalu, 8,3 persen responden mengatakan, belum bisa menentukan pilihan, dan tidak memberikan jawaban sebanyak 8,6 persen responden.

"Dari segi kemantapan pilihan, pemilih Prabowo-Hatta di Medan juga lebih mantap dibanding pemilih Jokowi-JK," ujar peneliti PDB Agus Herta dalam pemaparan survei di Jakarta pada Selasa (10/6/2014).

Gambaran serupa terlihat dari Kota Bandung, Jawa Barat. Di Paris van Java, elektabilitas Prabowo-Hatta mencapai 30,9 persen dan Jokowi-JK sebesar 16 persen. Adapun jumlah golput mencapai 1,4 persen, belum memiliki pilihan 20,7 persen, dan tidak menjawab 31,1 persen.

Dari segi kemantapan pilihan, responden pemilih di Kota Bandung yang sudah mantap memilih Prabowo-Hatta mencapai 22,9 persen dan yang masih mungkin berubah pilihan sebanyak 7,5 persen.

Di Kota Bandung, pemilih yang sudah mantap memilih Jokowi-JK sebesar 9,7 persen dan yang masih mungkin berubah mencapai 6,4 persen.

Kota dengan keunggulan nomor dua

Sebaliknya, pasangan Jokowi-Kalla unggul di Semarang dengan 32,4 persen, sementara Prabowo-Hatta mendapatkan dukungan 14,9 persen responden saja.

Di kota lumpia ini, angka golput mencapai 1,6 persen, belum punya pilihan 30,8 persen, dan tidak menjawab sebanyak20,4 persen.

Sementara itu, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jokowi-JK mendapatkan dukungan dari 32,9 persen responden, dengan Prabowo-Hatta mengantongi pilihan dari 18,8 persen responden.

Survei PDB mendapatkan, pemilih di Balikpapan yang telah mantap memilih Jokowi-JK mencapai 22,3 persen, dan pemilih yang mantap memilih Prabowo-Hatta mencapai 13,4 persen.

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jokowi-Kalla kembali mengungguli Prabowo-Hatta. Di kota asal Kalla ini, pasangan nomor urut 2 mendapatkan dukungan 53,8 persen dan pasangan nomor urut 1 mendapatkan dukungan 17,8 persen saja.

Responden survei PDB di Kota Makassar yang menyatakan belum menentukan pilihan mencapai 18,1 persen.

Peta berimbang

Sementara itu, kedua pasangan mendapat dukungan yang hanya berselisih tipis di DKI Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Di Jakarta, Prabowo-Hatta mendapatkan dukungan 26,6 persen responden dan Jokowi-Kalla mengantongi 27,7 persen dukungan.

PDB menyoroti responden pemilih di Jakarta masih banyak yang belum menentukan pilihannya. Angkanya pun mendekati dukungan yang sudah dinyatakan untuk kedua pasangan, yaitu 25,7 persen.

Kemantapan pilihan mendukung kedua pasangan di DKI Jakarta juga saling mendekati. Pemilih Prabowo-Hatta yang menyatakan sudah mantap mencapai 16,9 persen, adapun pemilih Jokowi-Kalla mencapai 17,1 persen.

Potret yang mirip dengan gambaran pemilih di Jakarta, ada di Surabaya. Di kota ini, Prabowo Hatta mendapatkan dukungan 27,4 persen dan Jokowi-Kalla 26,5 persen.

Tingkat golput di Surabaya mencapai 3,7 persen, dengan responden yang menyatakan belum punya pilihan sebanyak 21,5 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 21 persen.

Analisis

"Mengapa elektabilitas Jokowi-JK di tiga kota ini tinggi? Karena tiga kota ini menjadi basis massa mereka. Semarang dan Balikpapan adalah basis PDI Perjuangan, sementara Kota Makassar adalah basis suara Jusuf Kalla," ujar Herta.

"Begitu juga mengapa Prabowo-Hatta menang di Medan dan Bandung. Di Bandung misalnya, wali kota-nya adalah Ridwan Kamil dan gubernur-nya Ahmad Heryawan, notabene bergabung dengan koalisi Prabowo-Hatta," imbuh Herta.

Secara keseluruhan, perolehan dukungan untuk kedua pasangan peserta Pemilu Presiden 2014 tersebut berdasarkan survei ini hanya berselisih 5,7 persen. Rinciannya, Prabowo-Hatta mendapatkan 26,5 persen dukungan dan Jokowi-Kalla 32,2 persen.

"Sebelumnya kami telah melaksanakan delapan kali survei. Ada tren elektabilitas Jokowi-JK turun dan Prabowo-Hatta naik. Sampai mana dia turun atau naik, perlu riset lagi," ujar Herta.

Pengumpulan data survei dengan data tujuh kota tersebut digelar pada 26 Mei 2014 hingga 1 Juni 2014. Responden yang dilibatkan dalam survei ini berjumlah 2.688 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tatap muka dan pengisian kuesioner terstruktur, dengan rentang kesalahan plus minus 2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com