Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu dan Kisah Operator Mesin Fotokopi

Kompas.com - 09/05/2014, 07:28 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Di salah satu sudut Ruang Rapat Utama, lantai 2, Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, terdapat sebuah mesin fotokopi yang "siaga" selama rapat rekapitulasi suara berlangsung. Setiap harinya, tidak kurang dari 20.000 lembar kertas dihabiskan setiap hari dalam rapat pleno rekapitulasi suara nasional Pemilu 2014.

"Dari dalam mesin ini, nasib bangsa ikut ditentukan," ujar seorang staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak mau disebutkan namanya.

Adalah Erwin Saputra (29), seorang operator mesin foto kopi, yang juga selalu siaga di samping mesin fotokopi. 

"Begini terus sejak (rekapitulasi suara) luar negeri," kata Erwin, yang ditemui saat rehat rapat pleno, Kamis (8/5/2014).

Erwin mengatakan, setiap hari, delapan hingga sepuluh kotak kertas diantarkan kepadanya dari Gudang KPU. Satu kotak berisi lima rim kertas dan satu rim terdiri dari 500 lembar kertas.

Sebenarnya, bagi ayah dua anak itu, menjadi operator mesin fotokopi bukanlah pekerjaan yang berat karena mesin yang dioperasikannya adalah mesin yang sangat canggih.

"Tinggal masukkan master materinya, dia (mesin fotokopi) sudah mengerjakan semua, bahkan sampai melipat dan menjilid," ujarnya.

Mesin itu bahkan mampu menggandakan hingga 100 lembar kertas per menit. Tetapi, rasa bosan yang kerap menghampirilah yang kadang jadi tantangan bagi Erwin. Ia sulit meluangkan waktu untuk beristirahat. 

"Takut ada yang minta (fotokopi)," katanya.

Permintaan penggandaan dokumen yang datang terus-menerus selama rapat berlangsung membuat Erwin harus terus bekerja sama lamanya dengan rapat tersebut, misalnya ketika rapat yang berlangsung sejak Rabu (7/5/2014) pagi baru selesai pada Kamis (9/5/2014) pukul 04.00 WIB. Saat itu pula dia baru berhenti bekerja pukul 04.00 WIB. Erwin merupakan seorang pekerja perusahaan rekanan KPU. Lembaga penyelenggara pemilu itu menjalin kontrak kerja sama selama satu tahun dengan perusahaan penyewaan mesin fotokopi.

Menurut Erwin, KPU menyewa empat buah mesin fotokopi terhitung sejak 1 Januari 2014 lalu. Keempat mesin itu masing-masing dioperasikan satu orang operator. Dengan operator mesin lainnya itulah Erwin sesekali bergantian bertugas. Ia mengaku bangga dapat berperan dalam proses demokrasi di Indonesia meski dengan menjadi operator mesin fotokopi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com