Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Bermanuver Koalisi, Demokrat Tak Takut Tertinggal

Kompas.com - 03/05/2014, 19:09 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bila partai-partai lain sudah mulai menggalang koalisi, maka Partai Demokrat yang menduduki posisi keempat perolehan suara dalam Pemilihan Legislatif 2014, tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membentuk koalisi.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, partainya tengah bersabar untuk melihat peta koalisi yang ada. Demokrat, kata Max, tak takut tertinggal karena hingga kini belum ada bentuk koalisi pasti, kecuali PDI-P dan Nasdem.

"Kami tidak khawatir, sampai sekarang belum ada koalisi yang pasti kecuali PDI-P dan Nasdem. Komunikasi kami dengan partai lain juga jalan terus, tapi kami menunggu hasil konvensi," ujar Max saat dihubungi pada Sabtu (3/5/2014).

Max menjelaskan, saat ini Demokrat memiliki tiga opsi, yaitu membuat poros baru dengan mengajukan capres hasil konvensi, mendorong capres lain, atau menjadi oposisi. "Belum ada keputusan apa pun dari tiga opsi yang ada," katanya.

Untuk merumuskan sikap Partai Demokrat, Max mengungkapkan Majelis Tinggi partainya akan menggelar rapat pada akhir pekan ini atau akhir pekan minggu depan. Hasil keputusan Majelis Tinggi itu diakui Max akan memberikan titik terang tentang posisi Demokrat selama ini yang terkesan misterius.

Berdasarkan hasil Hitung Cepat Kompas, Partai Demokrat berada di peringkat keempat dengan perolehan suara 9,43 persen. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mendapat posisi teratas dengan 19,24 persen, Partai Golkar 15,01 persen, dan Partai Gerindra 11,77 persen.

Partai Demokrat sejak tahun 2013 lalu juga sudah menyelenggarakan konvensi capres yang mengikutsertakan 11 peserta dari berbagai latar belakang. Konvensi sudah mencapai akhir.

Kini semua peserta konvensi tengah disurvei oleh tiga lembaga. Hasil survei elektabilitas itu akan jadi tolok ukur utama dalam menentukan pemenang konvensi pada tanggal 5 Mei mendatang.

Namun, Partai Demokrat juga akan membandingkan elektabilitas pemenang konvensi dengan capres dari partai lain. Jika dianggap tidak menjanjikan, pemenang konvensi bisa saja dijadikan calon wakil presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Pengamat Nilai Ahok Sulit Menang jika Maju di Pilkada, Ini Alasannya

Nasional
Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Jadi Perantara Kebaikan, Dompet Dhuafa Siap Terima Hibah dari NAMA Foundation untuk Kaum Dhuafa

Nasional
Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Kemenkes: Waspadai MERS-CoV, Jemaah Haji Mesti Hindari Kontak dengan Unta

Nasional
Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Bocorkan Duet Khofifah-Emil di Pilkada, Airlangga: Semua Akan Positif...

Nasional
Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

Nasional
RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

Nasional
Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

Nasional
Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

Nasional
Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

Nasional
Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

Nasional
KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

Nasional
KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

Nasional
Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com