Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Pengalaman Politik Ryamizard Kalah Dibanding JK

Kompas.com - 02/05/2014, 13:18 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan perlu memikirkan kembali jika mengusung mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu sebagai bakal calon wakil presiden bagi bakal capres Joko Widodo. Menurut pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti, Jusuf Kalla alias JK, lebih berpengalaman dibandingkan Ryamizard.

"Dia (Ryamizard) kan perwira lapangan, apa bisa bekerja di kantor?" kata Ikrar saat dihubungi, Jumat (2/5/2014).

Ikrar mengatakan, Ryamizard memang bersih dari korupsi dan tidak pernah melakukan pelanggaran HAM selama berkarier di militer. Namun, selama menjadi tentara, Ryamirzard lebih banyak bertugas di lapangan. Ikrar mempertanyakan kemampuan berpolitik Ryamirzard.

Selain itu, menurut Ikrar, Jokowi akan sungkan memerintah Ryamizard nantinya jika terpilih. "Apa enak nyuruh-nyuruh jenderal?" kata Ikrar.

Ikrar berpendapat, Jokowi lebih baik dipasangkan dengan sipil seperti JK dalam pilpres mendatang. Pengalaman politik JK mempermudah koordinasi dengan Jokowi nantinya.

"Hanya saja, harus ada warning (peringatan) anak, keluarga JK tidak boleh ada kepentingan," imbuhnya.

Kekurangan JK yang dipandang banyak orang terlalu senior untuk Jokowi yang relatif masih muda, menurut Ikrar, tidak menjadi masalah. Ia menilai, meski sudah berumur tua, JK berjiwa muda. "Tidak jadi persoalan. Dia masih bugar," katanya.

Hingga saat ini PDI-P belum memutuskan bakal cawapres bagi Jokowi. Beberapa nama masuk dalam bursa. PDI-P akan menetapkan siapa yang akan diusung pada waktu yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com