KOMPAS.com -
Siapa yang menguasai internet dan media sosial, dialah yang akan memimpin negara. Barack Obama sudah membuktikannya di AS. Bagaimana dengan calon presiden Republik Indonesia? Sejauh mana capres-capres memanfaatkan media sosial untuk menjaring pendukung?

Sebelum menjabat presiden Amerika Serikat 2008, Barack Obama, Senator Illinois ini, sukses memanfaatkan internet untuk menjaring pendukung dan mengumpulkan dana secara online. Obama memiliki jejaring sosial mulai dari Facebook, LinkedIn, Youtube, Twitter, Friendster, hingga MySpace. Pada pemilihan periode kedua 2012, Obama juga memanfaatkan jejaring sosial lainnya yang populer di Amerika, seperti Google Hangouts.

Menguasai komunikasi publik salah satu kunci kemenangan capres. Franklin D Roosevelt menggunakan radio untuk menjangkau pendukungnya, John F Kennedy memanfaatkan televisi untuk meraih kemenangan.

Barack Obama memanfaatkan internet, menyapa masyarakat akar rumput melalui media sosial yang bertebaran di Amerika. Obama mencatat sejarah, menjadi orang berkulit hitam pertama yang tinggal di Gedung Putih. Internet menjadi sarana ampuh bagi Obama.

Pada tahun 2007, saat Obama gencar berkampanye, jumlah pengguna internet di Amerika Serikat tercatat 71,9 persen dari 303,8 juta penduduknya. Tahun 2014, jumlah pengguna internet di AS 245,2 juta atau 78,3 persen dari jumlah penduduk 318,8 juta. Itu di Amerika Serikat. Bagaimana dengan di Indonesia?

Jokowi

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) memiliki halaman pendukung (fan page) paling banyak dibandingkan capres dari partai politik lainnya. Sebenarnya fenomena ini terlihat sejak Jokowi dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2012 silam. Pendukung Jokowi di media sosial ada di mana-mana dan melebihi calon gubernur Fauzi Bowo. Setelah itu, Jokowi digadang-gadang menjadi calon presiden.

Beberapa fan page Jokowi bahkan dibuat jauh sebelum Jokowi dicapreskan PDI-P. Apakah Jokowi tahu siapa pembuat media sosialnya? Belum tentu juga. Beberapa blog, fan page Facebook, Youtube Jokowi bukan akun resmi, tetapi dibuat relawan pendukung secara pribadi.

Jokowi memiliki fan page ”Jokowi (Joko Widodo)” dengan jumlah 527.705 yang suka (likes). Foto yang dipasang saat Jokowi bersujud di depan ibundanya.

Sementara itu, Grup ”Relawan Jokowi Presiden” yang dibentuk BARA JP di Facebook (www.facebook.com/groups/jokowipresiden7) sampai Senin (21/4) ini sudah memiliki 643.134 anggota.

Grup relawan ini dibentuk dalam Kongres Relawan Jokowi Sedunia di Bandung pada 15 Juni 2013 untuk menggalang dukungan rakyat agar PDI-P mencalonkan Jokowi menjadi presiden RI 2014.

BARA JP juga membuat situs resmi grup relawan Jokowi untuk menjadi Presiden RI pada 2014, beralamat www.jokowipresidenku.org.

Fan page lainnya adalah ”Jokowi Presiden RI” (21.784 likes). Admin Facebook dengan nama Perdana Putra07 juga memiliki web beralamat http://jokowipresiden2014.blogspot.com. yang sudah dikunjungi 149.781 kali.

Fan page tak resmi lainnya adalah ”Dukung Jokowi for President 2014” (10.181 likes) dan memiliki moto ”Menuju Indonesia Baru 2014”.

Bukan hanya itu. Di media sosial YouTube, video-video tentang Jokowi dengan nama kanal khusus ”Jokowi Presiden RI” juga banyak yang menonton. Video berjudul ”Jokowi Presiden 2014”, misalnya, dipublikasikan pada 26 Februari 2013 atau lebih satu tahun yang lalu, dan ditonton 150.528 kali dengan pelanggan 15.996 orang.

Pendukung Jokowi juga memanfaatkan blog kompasiana (www.kompasiana.com/jokowipresiden) yang dibuat sejak 7 Maret 2013. Jumlah artikel 46 dengan 390 tanggapan.

Bagaimana dengan Twitter? Meskipun Jokowi memiliki akun pribadi @jokowi_do2 dengan jumlah 1,4 juta pengikut, relawan Jokowi membuat akun Twitter Jokowi Presiden @Jokowi_Presiden dengan logo JKW4P.

Sebuah penelitian yang dilakukan Reading Indonesia Project (Ripro) yang terdiri dari peneliti Universitas Paramadina dan lembaga pemantau media Awesomemetrics menyebutkan, dari pemantauan 1 Januari hingga 15 Februari 2014, terdapat 1,42 juta kicauan terkait kandidat capres. Nama Joko Widodo di posisi satu dengan 1,26 juta mention.

Jokowi mengatakan kekuatannya terletak pada relawan. Jokowi mengatakan tidak mampu berkampanye di televisi karena tak punya stasiun TV seperti halnya dengan beberapa capres lain.

Relawan Jokowi memang beragam, mulai dari BARA JP, Pro Jokowi (Projo), Seknas Jokowi, Sekber Jokowi, Bara Indonesia, Relawan Bejo (Bela Jokowi), hingga Relawan Buruh Sahabat Jokowi.

Prabowo dan Aburizal

Bagaimana dengan Prabowo Subianto, capres dari Partai Gerindra? Prabowo memiliki fan page (4.752.295 likes), dan dibuat pada 15 Juli 2008.

Adapun fan page ”Prabowo Subianto for President 2014-2019” (14.054 likes) dibuat sejak 8 Juli 2009. Sementara akun Twitter Prabowo Subianto @Prabowo08 memiliki 686.121 pengikut. Video-video Prabowo juga sering muncul di Youtube yang diunggah Gerindra TV.

Capres dari Partai Golkar, Aburizal Bakrie, memiliki fan page dengan nama ”Aburizal Bakrie, ARB 2014” (112.000 likes), dibuat 24 Januari 2010.

Ical juga memiliki akun Twitter @aburizalbakrie dengan 426.145 pengikut, situs www.arb2014.com, kanal khusus Aburizal Bakrie di Youtube dengan 307 pelanggan. PKS juga memiliki fan page Facebook.

Internet di Indonesia

Penetrasi internet di Indonesia saat ini, menurut Internet World Stats, baru 22,1 persen dari jumlah penduduk 248.645.008 orang

Data Kementerian Komunikasi dan Informasi yang dirilis akhir tahun 2013 menyebutkan, 63 juta orang Indonesia pengguna internet dan 95 persen menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Indonesia di posisi ke-4 dalam jumlah pengguna Facebook (65 juta), setengahnya pengguna aktif.

Adapun jumlah pengguna Twitter di Indonesia pada 2014 mencapai 19,5 juta, atau ketiga di dunia. Pengguna Twitter pada umumnya berusia 24 tahun.

Melihat potensi internet dan dunia maya yang sangat besar, apakah capres-capres Indonesia mampu memanfaatkan jejaring sosial untuk meraih dukungan yang lebih luas?