Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Dinilai Tidak Proaktif dan Hanya Amati Kecurangan Pemilu

Kompas.com - 16/04/2014, 17:24 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Sudjito, menilai Badan Pengawas Pemilu tidak tegas dalam menindak pelanggaran dalam Pemilihan Umum 2014. Menurutnya, Bawaslu tidak lebih dari pengamat karena tidak menunjukkan upaya proaktif dalam menangani kecurangan pemilu.

"Kerja Bawaslu ini kerjanya pengamat, kalau ada yang curang, ya ngamatin aja," kata Ari ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (16/4/2014).

Ia mengatakan, Bawaslu tidak mampu mengambil tindakan yang lugas dan proaktif. Selama ini, menurut Ari, saat ada yang melaporkan tindak kecurangan, Bawaslu malah membebani pelapor. Pelapor bingung ketika harus mengisi banyak formulir dan melengkapi syarat-syarat untuk melapor. Hal ini membuat masyarakat cenderung malas melaporkan pada Bawaslu jika menemukan kecurangan saat pemilu.

Arie berharap Bawaslu mengambil langkah cepat dan mengontrol secara efektif ke daerah-daerah yang dilaporkan terdapat kecurangan pemilu. Sikap tersebut menjadikan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan selama pemilu, justru dilakukan dan dianggap wajar, seperti politik uang.

Ari menyebutkan, saat ini Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu sibuk mengurus pemilihan ulang di beberapa tempat pemungutan suara akibat surat suara tertukar. Menurutnya, hal ini membuat mereka lengah dan cenderung tidak memedulikan kecurangan-kecurangan yang sudah terjadi.

"Pengawasan terhadap money politics jadi berkurang. Seperti manipulasi, yang sudah jelas ada itu, juga tidak ada tindakan dari Bawaslu," kata Ari.

Ia menilai tertukarnya surat suara tidak bisa dianggap remeh karena dapat memunculkan berspekulasi bahwa kesalahan tersebut memang sengaja untuk melemahkan pengawasan terhadap kecurangan pada pemilu. Pada akhirnya, kata Ari, politik uang bisa menjadi hal yang dimaklumi di masyakarat karena minim tindakan dari Bawaslu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com