"Pilpres 2014 sudah terbaca hanya milik Jokowi dan Prabowo. Sisanya, kalau pun ada tiga pasangan, misalnya Ical ikut maju, dia hanya akan menjadi penari latar saja," kata Boni, dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (15/4/2014) sore.
Ia mengatakan, Jokowi berpeluang besar memenangkan pertarungan dengan perlawanan yang cukup ketat dari Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menambahkan, meski Jokowi diprediksi ke luar sebagai pemenang Pilpres, bukan tak mungkin hasilnya akan sebaliknya. Ia bisa saja dikalahkan Prabowo jika PDI-P menggunakan strategi yang sama seperti Pemilihan Legislatif 9 April lalu. Menurutnya, salah satu penyebab PDI-P hanya mendapatkan suara sekitar 19 persen berdasarkan hasil hitung cepat karena kesalahan strategi Badan Pemenangan Pemilu PDI-P.
"Setelah quick count Jokowi lampu kuning. Kepercayaan diri PDI-P dan Jokowi semakin berkurang. Jokowi masih mungkin dikalahkan jika manajemen pemenangan Jokowi masih sama," ujarnya.
Sementara itu, peneliti Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, Jokowi dan Prabowo tidak perlu pusing dalam menentukan calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka maju di Pilpres mendatang. Menurutnya, siapa pun cawapres yang dipilih, tak akan banyak berpengaruh karena elektabilitas keduanya cukup tinggi.
"Sementara Ical, harus hati-hati betul dalam menentukan cawapresnya supaya elektabilitas dia meningkat," kata Yunarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.