Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Anas, Suara Demokrat Turun karena Pemerintahan SBY Tak Memuaskan

Kompas.com - 11/04/2014, 10:46 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-- Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menganggap turunnya perolehan suara Partai Demokrat berdasarkan hasil hitung cepat dalam Pemilu Legislatif 2014 jika dibandingkan Pemilu 2009, merupakan akibat kinerja pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak memuaskan. Menurut Anas, kinerja yang tidak memuaskan publik itu berdampak pada partai yang menjadi pilar utama pemerintah.

"Itu rumus demokrasi yang normal, berlaku di mana saja. Kalau partai utama pemerintah itu memuaskan publik, ditunjukkan dengan kinerja pemerintah di mata masyarakat, pasti insentif elektoralnya dinikmati partai pemerintah itu. Tapi kalau pemerintahnya dianggap tidak memuaskan publik, pasti juga dampak elektoralnya pada partai yang ada di dalam pemerintahan, terutama partai yang menjadi pilar utama pemerintahan," kata Anas di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (11/4/2014), saat memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai tersangka Hambalang.

Anas mengatakan, hasil survei selama ini memang menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah menurun. Dengan demikian, lanjut Anas, perolehan suara Demokrat yang diperkirakan 9-10 persen itu sudah luar biasa.

Anas menilai, perkiraan perolehan suara Demokrat ini dampak dari konvensi calon presiden Partai Demokrat yang digelar sebelum pileg. Pencapaian itu, lanjutnya, bukan hanya karena kampanye yang dilakukan SBY selaku Ketua Umum Demokrat.

"Karena yang bekerja bukan hanya Pak SBY sebagai ketum, sebagai presiden, kepala negara, kepala pemerintahan, dan kader partai, tapi juga dibantu oleh kesebelasan konvensi. Kalau tidak ada kesebelasan konvensi tidak akan tembus 9 sampai 10 persen," ucap Anas.

Hasil hitung cepat Kompas, suara Demokrat turun dari perolehan suara 2009 yang mencapai 20 persen. Suara Demokrat, versi hitung cepat, masih di bawah PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra. Suara Demokrat sedikit lebih tinggi dibanding PKB.

Berdasarkan data yang terkumpul sebesar 93 persen, suara Demokrat 9,43 persen versi hitung cepat Kompas. Adapun hasil hitung cepat Indikator Politik Indonesia (data 99,5 persen), Demokrat memperoleh suara 9,86 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur Demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com