Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Kampanye Terlalu Konvensional, Golput Dinilai Wajar

Kompas.com - 30/03/2014, 16:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pengamat Politik Boni Hargens mengatakan, antusiasme masyarakat terhadap Pemilihan Umum 2014 masih minim. Banyak dari mereka yang tidak berminat dan memilih untuk golput. Hal ini sebagai akibat pola kampanye konvensional yang dilakukan partai politik selama masa kampanye terbuka.

“Tidak ada yang berubah pada persepsi publik terhadap parpol. Kita lihat pada pola kampanye mereka. Program-program yang disebutkan, isi kampanye terbuka, tidak ada perubahan yang signifikan. Partai masih bersandar pada wacana-wacana yang abstrak dan tidak konkrit,” ujar Boni saat dihubungi pada Minggu (30/3/2014).

Boni menambahkan, kampanye terbuka pada pemilu tahun ini malah memunculkan banyak konflik antarpartai. Alih-alih mensosialisasikan program, kata Boni, mereka malah saling berperang secara tidak sehat, menyebarkan kampanye hitam, menyindir, dan memfitnah.

Boni menilai, kualitas peserta pemilu seperti ini yang menjadi alasan masyarakat skeptis pada pemilihan umum, terlebih pada cara partai politik berkampanye. Selain itu, kata Boni, minat pemilih turun karena kegagalan sistem politik untuk memenuhi ekspektasi masyarakat terhadap partai-partai politik.

“Mereka (masyarakat) muak melihat cara mereka berkampanye. Dari pemilu ke pemilu orang punya pengharapan makin banyak, tapi yang ada justru realisasinya makin kurang. Politik makin jauh dari rakyat,” kata Boni.

Menurut Boni, banyak masyarakat yang memilih untuk ‘tidak memilih’ karena alasan ideologis dan frustasi melihat praktik politik seperti ini. “Dulu saya sempat protes ketika golput dipidanakan. Saya juga waktu sebelumnya tidak memilih. Alasannya, saya tidak ingin mencoblos parpol yang saya tahu kualitasnya tidak baik dan tidak membawa perubahan apapun,” ujarnya.

Boni mengingatkan, jika masih tidak ada perubahan dalam pola berkampanye parpol, masyarakat tetap menutup hatinya untuk berpartisipasi dalam pemilu. Meskipun ia tidak bisa menjamin tingkat golput akan merosot tajam, namun menurutnya, pemilu kali ini tidak lebih buruk dari sebelumnya.

Munculnya beberapa gerakan kampanye untuk meminimalisir angka golput dianggap Boni sebagai sarana membuka kesadaran masyarakat guna meminimalisir angka absennya pemilih.

“Belakangan ini semangat kampanye antigolput atau kampanye ‘Ayo Memilih’ itu makin gencar. Ini mungin agak menciptakan rasa bersalah pada orang-orang yang tidak mau memilih,” kata Boni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Pakar Pertanyakan KPK yang Belum Tahan Bupati Mimika Meski Kasasi Sudah Diputus

Nasional
5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

5 Catatan PDI-P terhadap RUU Kementerian, Harus Perhatikan Efektivitas dan Efisiensi

Nasional
Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Analis: TNI AL Butuh Kapal Selam Interim karena Tingkat Kesiapan Tempur Tak Dapat Diandalkan

Nasional
Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Mulai Rangkaian Rakernas dengan Nyalakan Api dari Mrapen, PDI-P: Semoga Kegelapan Demokrasi Bisa Teratasi

Nasional
Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Pertamina Patra Niaga Jamin Ketersediaan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024

Nasional
BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

BNPT Paparkan 6 Tantangan Penanganan Terorisme untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Komisi X DPR Sepakat Bentuk Panja Pembiayaan Pendidikan Buntut Kenaikan UKT

Nasional
Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Pimpinan Baru LPSK Janji Tingkatkan Kualitas Perlindungan Saksi dan Korban Tindak Pidana

Nasional
Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Soroti RUU MK yang Dibahas Diam-diam, PDI-P: Inilah Sisi Gelap Kekuasaan

Nasional
Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Jemaah Haji Asal Makassar yang Sempat Gagal Terbang Karena Mesin Pesawat Garuda Terbakar Sudah Tiba di Madinah

Nasional
DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

DPR dan Pemerintah Didesak Libatkan Masyarakat Bahas RUU Penyiaran

Nasional
Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Optimalkan Penanganan Bencana, Mensos Risma Uji Coba Jaringan RAPI

Nasional
Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Komplit 5 Unit, Pesawat Super Hercules Terakhir Pesanan Indonesia Tiba di Halim

Nasional
TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

TNI Gelar Simulasi Penerapan Hukum dalam Operasi Militer Selain Perang

Nasional
Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Jokowi Ingin Bansos Beras Lanjut hingga Desember, PDI-P: Cawe-cawe untuk Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com