Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penilaian Jokowi dan Ganjar tentang Caleg "Banteng Hitam"

Kompas.com - 28/03/2014, 07:30 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kehadiran juru kampanye nasional pada kampanye pemilihan kursi legislatif di sejumlah daerah di Indonesia bukan berarti bebas dari kritik bagi calon wakil rakyat tersebut. Dua jurkamnas terkenal, Joko Widodo serta Ganjar Pranowo, memiliki pandangan tersendiri soal kualitas caleg-caleg yang lahir dari partai berlambang banteng hitam moncong putih.

Di sela-sela kesibukannya kampanye di Bandar Lampung, akhir pekan lalu, Ganjar mengatakan, kualitas caleg PDI Perjuangan dari skala satu hingga 10 berada di urutan tujuh. Masih banyak caleg yang belum memahami fungsi legislatif, mulai dari pembuatan undang-undang (legislasi), penyusunan anggaran (budgeting), dan fungsi kontrol pemerintah (controlling).

"Kita kurang di legislasi. Ini sulit karena harus membuat konsepsi, membayangkan aturan ini bisa jalan atau enggak, konsekuensi anggarannya berapa, konsekuensi sosialnya apa. Itu yang menjadi proyeksi. Ini yang caleg kita belum," ujar Gubernur Jawa Tengah kepada Kompas.com.

Kualitas calon anggota legislatif seperti itu, kata Ganjar, memiliki konsekuensi negatif yang besar. Misalnya, tidak memperjuangkan program dengan tak datang rapat, ngotot mengesahkan program titipan, aksi lobi-lobi antara fraksi soal kualitas peraturan, serta berbagai bentuk keabsenan kualitas calon legislatif yang lainnya. Tak jarang kepercayaan publik terhadap legislatif "terjun bebas".

Rekrutmen politik

Di dalam sebuah blog, Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan, kualitas calon legislatif partainya pada 2014 diprediksi bakal jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Pada pemilu sebelumnya, partainya hanya memakai mekanisme penjaringan, penyaringan, dan penetapan yang didasarkan pada pertimbangan dan penilaian kualifikasi kader, yakni pemahaman ideologi yang mampu mengusahakan kebijakan bagus di parlemen.

Tahun ini prosesnya berbeda. Di sela-sela penyaringan, terdapat psikotes. Hasil psikotes tersebut bakal digunakan sebagai bahan penempatan sang caleg. Apakah di eksekutif sebagai pemimpin daerah, legislatif baik di tataran nasional maupun provinsi, ataupun menjabat sebagai pejabat badan usaha milik negara (BUMN).

Serba salah

Persoalan kedua, Joko Widodo menilai, ada di publik. Menurut Gubernur DKI Jakarta itu, caleg yang telah dikader sebaik serta seberkualitas apa pun, tidak ada gunanya jika telah disodorkan ke hadapan publik. Sebab, publik akan memilih dengan seleranya masing-masing. Ada yang melirik hanya melalui penampilan fisik, ada yang memilih karena politik uang, kedekatan silsilah keluarga. Nah, yang paling beruntung itu jika konstituen memilih caleg dari kualitas rekam jejak kariernya. Ungkapan "apa pun lirik lagunya, yang penting joget" sangat cocok menggambarkan situasi itu.

"Memang, rekrutmen politik tidak menentukan karena yang milih kan rakyat. Kita sudah siapkan yang baik, ini, itu, tapi yang dipilih yang lain. Kita ini jadinya mau gimana dong," ujar Jokowi kepada Kompas.com pada kesempatan kampanye beberapa waktu lalu.

Namun, Jokowi tidak menyalahkan masyarakat. Jokowi mengaku bahwa kesalahan tetap ada di partai. Oleh sebab itu, rekrutmen politik internalnya akan diperbaiki dan diperketat. Menurut pria yang bakal dicalonkan sebagai presiden dari PDI Perjuangan tersebut, partainya mesti melihat kebutuhan rakyat pada masa kini dan depan.

"Yang penting santun dululah, tak usah menyakiti yang lain, tidak usah kritik kekurangan lain karena belum tentu kita itu lebih baik dari mereka," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhadjir: Pelaku Judi 'Online' Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Muhadjir: Pelaku Judi "Online" Dihukum, Penerima Bansos Itu Anggota Keluarganya

Nasional
Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Prabowo Sumbang Ratusan Hewan Kurban, Gerindra: Rasa Syukur Pemilu 2024 Berjalan Lancar

Nasional
Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Idul Adha, Prabowo Berkurban 48 Sapi ke Warga Kecamatan Babakan Madang, Bogor

Nasional
Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, di Pilkada Solo

Golkar Jagokan Putri Akbar Tanjung, Sekar Krisnauli, di Pilkada Solo

Nasional
Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Tinjau Proyek Pengendalian Banjir di Semarang, Jokowi: Minimal Bisa Menahan Rob Selama 30 Tahun

Nasional
Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Nasional
DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com