Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Kerap Disadap karena Punya Posisi Strategis

Kompas.com - 17/02/2014, 14:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Mahfudz Shiddiq mengaku tak heran jika Indonesia selalu jadi korban penyadapan oleh asing. Posisi Indonesia yang strategis secara geografis dan demografis dianggapnya menjadi daya tarik khusus bagi negara luar, khususnya Amerika Serikat, untuk mengetahui informasi penting Indonesia.

"Kita harus sadar bahwa Amerika melalui NSA (Badan Keamanan Nasionalnya) punya kepentingan untuk melakukan intelijen informasi pada Indonesia," kata Mahfudz, di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (17/2/2014).

Ia melanjutkan, saat menyadap Indonesia, Amerika berkomplot dengan sejumlah negara. Ia memperkirakan ada sekitar 15 negara yang terlibat, dan untuk wilayah Asia Tenggara, Australia menjadi operator Amerika Serikat dan bekerja sama dengan Singapura dan Malaysia.

Tujuan utama Amerika melakukan penyadapan pada Indonesia, kata Mahfudz, adalah untuk memastikan, bahkan mengarahkan kebijakan luar negeri Indonesia agar sejalan dengan kepentingan Amerika. Sektor utama yang dibidik Amerika adalah kebijakan politik dan ekonomi Indonesia.

"Ini kelanjutan perang dingin yang sudah usai, sekarang digantikan dengan perang informasi," ujarnya.

Menurutnya, posisi Indonesia semakin rawan dan menjadi sasaran empuk penyadapan luar negeri saat operator telekomunikasi Indonesia banyak dikuasai asing. Atas dasar itu ia mendesak pemerintah membuat aturan ketat dan menghentikan liberalisasi kepemilikan perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Selain itu, ia juga meminta pemerintah menguatkan sistem persandian di Indonesia. Saat ini pemerintah dianggapnya belum sungguh-sungguh mengembangkan sistem persandian meski telah ada Lembaga Sandi Negara.

"Lalu perkuat intelijen kita yang saat ini kemampuannya masih terbatas. Kita butuh segera Undang-Undang tentang Sinyal Intelijen, penguatan institusi yang ada yang memiliki otoritas semua aktivitas sinyal intelijen," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, nama Indonesia kembali muncul dalam pemberitaan terkait skandal penyadapan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat. Kali ini terkait praktik firma hukum Amerika. Kisah ini dimuat dalam harian The New York Time yang dilansir Sabtu (15/2/2014). Pengacara Amerika masuk dalam daftar nama-nama yang muncul dalam daftar sasaran penyadapan oleh NSA, berdasarkan dokumen yang dibocorkan oleh mantan kontraktor NSA Edward J Snowden.

Berdasarkan dokumen itu, NSA disebut memantau setiap firma hukum Amerika yang bekerja mewakili negara asing dalam sengketa perdagangan dengan Amerika Serikat. Salah satu negara asing yang memenuhi kriteria tersebut adalah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen di Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com