Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Papua Adukan Dugaan Korupsi Dana Otsus ke DPR

Kompas.com - 06/02/2014, 13:44 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Papua Lukas Enembe mengadukan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tentang penggunaan dana otonomi khusus (otsus) di Provinsi Papua periode 2002-2010 kepada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso, Kamis (6/2/2013), di Gedung DPR, Jakarta.

Lukas meminta DPR ikut mengawal agar temuan BPK itu ditindaklanjuti oleh pihak berwenang. Ia juga meminta DPR mendorong pihak berwenang untuk merespons temuan BPK tersebut. Jika tak ditindaklanjuti, Luka khawatir terseret masalah pada kemudian hari. 

"Kami kerja baik, apa pun akan sama saja. Apakah mau dibersihkan, atau bagaimana. Kami sangat terganggu," kata Lukas.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Panja Papua di DPR, Yoris Raweyai, menjelaskan, dari hasil audit BPK ditemukan sejumlah pelanggaran penggunaan anggaran yang kategorinya pelanggaran pidana. Pelanggaran itu terjadi karena sejumlah anggaran digunakan untuk keperluan yang tidak semestinya. Menurut Yoris, penyalahgunaan anggaran terjadi pada masa Gubernur Papua sebelum Lukas.

Diketahui ada pos pengadaan jam atau arloji, pembangunan stasiun televisi Papua, dan pembangunan pembangkit listrik. Dari data yang diperolehnya, sepanjang 2002-2010, ada sekitar Rp 5 triliun yang diduga disalahgunakan, 70 persen dari angka itu diduga kuat dikorupsi. Sepanjang medio itu, Papua memiliki dana otsus sekitar Rp 19 triliun.

"Temuan ini melanggar aturan pidana, bukan administrasi. Ada dana otsus yang didepositokan, tapi tidak dilaporkan. Di sinilah KPK harus beri pendampingan," kata Yoris.

Menanggapi itu, Priyo mendukung langkah yang ditempuh oleh Lukas. Ia merasa Lukas perlu terus mendorong agar temuan BPK itu dapat direspons oleh KPK. "Saya kira Pak Gubernur harus mendorong hasil audit itu," ujar Priyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com