Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusdi Kirana Jadi Waketum PKB Tuai Kecaman

Kompas.com - 13/01/2014, 13:06 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Bergabungnya Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana sebagai Wakil Ketua Umum dalam struktur organisasi DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dikecam oleh pencinta KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Aktivis pencinta Gus Dur atau Gusdurian, Ahmad Basuni Salim, menegaskan, Senin (13/1/2014), banyak orang atau pihak mengklaim diri sebagai pencinta Gus Dur, tetapi tak mengerti seperti apa nilai-nilai yang dibangun mantan Presiden RI tersebut.

"Harusnya jika mengaku pencinta Gus Dur, justru tidak bergabung dengan kelompok yang berkhianat atau durhaka kepada Gus Dur seperti Muhaimin," kata Basuni.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga membantah bahwa Rusdi Kirana sudah mendapat restu dari kalangan ulama Nahdlatul Ulama (NU) untuk bergabung PKB.

"Ulama NU di Jatim tidak kenal nama Rusdi Kirana, yang mereka tahu Muhaimin Iskandar yang terkenal sebagai pengkhianat Gus Dur, dan para ulama sudah tidak percaya lagi kepada Muhaimin," tegas Basuni.

Seperti diberitakan, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar resmi memasukkan Rusdi dalam jabatan struktural partai sebagai Wakil Ketua Umum. Muhaimin sempat mengakui, keputusan menunjuk Rusdi ini telah melewati proses dan diskusi yang panjang bersama para petinggi PKB dan tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama.

Sementara Rusdi mengaku bergabung ke PKB karena merasa berutang budi dengan sosok Gus Dur. "Karena visi kebangsaan dan pluralismenya, Gus Dur membuat saya sebagai anak China merasa diakui sejajar dengan saudara-saudara saya dari etnis lain di negeri ini," kata Rusdi, di kantor DPP PKB, Jakarta, kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com