Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2014, 09:16 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Survei Kompas mendapatkan sepanjang akhir 2012 sampai 2013, Partai Demokrat terus mengalami penurunan dukungan. Analisis psikografis atas survei tersebut mendapatkan responden yang masih memilih partai ini bila pemilu digelar sekarang punya kecenderungan mempertahankan status quo.

Partai Demokrat masih memiliki simpanan dukungan suara 11,1 persen pada periode pertama survei yang hasilnya dirilis pada Desember 2012. Angka ini turun 1 persen menjadi 10,1 persen pada periode kedua dengan rilis hasil pada 2013, setelah melewati momentum penetapan tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi atas mantan ketua umum partai Anas Urbaningrum.

Periode ketiga, saat konvensi untuk mencari kandidat calon presiden untuk diusung Partai Demokrat sudah bergulir, perolehan dukungan suara partai tak juga tertolong. Survei ketiga justru mendapatkan kembali melorotnya dukungan untuk Partai Demokrat, menjadi 7,2 persen saja, lebih rendah dari hasil Pemilu 2004 yang mendapatkan dukungan 7,45 persen suara.

Tak terima ide baru

Analisis atas hasil survei mendapatkan partai ini sudah kehilangan pemilih dari kalangan progresif. Berdasarkan hasil analisis psikografis, yang tersisa di barisan simpatisan Demokrat lebih didominasi pemilih dengan karakter konservatif. Kalangan ini menempati porsi 66,7 persen dari responden yang masih memilih Partai Demokrat bila pemilu digelar hari ini.

Penjabaran dari analisis tersebut adalah pemilih tersebut cenderung menginginkan status quo atau mempertahankan nilai-nilai, keadaan, dan situasi yang ada sekarang, daripada menerima dan melakukan perubahan. Mereka tak tertarik pada partai baru dan akan memilih pemimpin yang sudah pernah menjabat.

Analisis survei itu menyebutkan pula bahwa karakter ini punya kecenderungan untuk tak menyukai pemimpin yang menawarkan ide baru. Meskipun masih akan memilih Partai Demokrat, pemilih ini belum tentu mengikuti proses konvensi dengan ide-ide baru yang ditawarkan.

Selain itu, analisis atas hasil survei juga menyebutkan saat ini Partai Demokrat didukung kalangan dengan kepentingan yang lebih pragmatis daripada idealis. Sebanyak 69,3 persen responden pemilih Demokrat memberikan dukungan atas pertimbangan untung-rugi, dengan janji atau pemberian yang langsung bermanfaat bagi kepentingan mereka sebagai pemikat utama.

Survei "Kompas"

Rangkaian survei yang digelar harian Kompas menggunakan metode survei longitudinal, yakni meminta pendapat dari responden yang sama. Ketiga survei dilakukan secara tatap muka, dalam tiga periode waktu.

Survei periode pertama yang hasilnya dilansir pada Desember 2012 dilakukan pada rentang 26 November 2012 sampai 11 Desember 2012. Periode kedua, 30 Mei 2013 sampai 14 Juni 2013, dan diumumkan pada Juni 2013. Adapun periode ketiga terlaksana pada 27 November 2013 sampai 11 Desember 2013, diumumkan mulai Rabu (8/1/2014).

Melibatkan 1.380 sampai 1.400 responden dari 34 provinsi di Indonesia, survei menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan rentang kesalahan (margin of error) 2,6 persen dalam penarikan sampel acak sederhana.

Hasil survei selengkapnya dapat dibaca di harian Kompas edisi Jumat (10/1/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com