Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Teroris di Ciputat Terkait Abu Roban

Kompas.com - 01/01/2014, 17:08 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
 - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan bahwa para terduga teroris yang tewas ditembak tim Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri adalah kelompok yang memiliki keterkaitan dengan pendahulunya, kelompok Abu Roban. 

Di area sekitar lokasi penggerebakan di rumah kontrakan di Gang Hasan, Jalan KH Dewantoro, Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (1/1/2014), Boy mengatakan bahwa kelompok inilah yang melakukan serangkaian aksi terorisme mulai dari perampokan bank hingga penembakan polisi. 

"Hari ini dapat kita pastikan bahwa kelompok ini yang melakukan aksi-aksi itu," kata Boy, Rabu. 

Mengenai perampokan bank, Boy mengatakan, hal itu dilakukan para terduga untuk mengumpulkan dana atau fa'i demi mendukung aksi-aksi teror mereka. Saat olah tempat kejadian perkara, para petugas yang terdiri dari tim Pusat Laboratorium Forensik, tim Indonesia Automatic Finger Print Indentification System (INAFIS), dan penyidik menemukan uang sekitar Rp 200 juta dalam pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 yang masih terikat pita. Asal muasal uang itu, Boy mengatakan diduga merupakan hasil perampokan di Bank Rakyat Indonesia unit Panongan, Tangerang Selatan sekitar Rp 570 juta. 

Uang itu, katanya, juga diduga didistribusikan secara cepat ke daerah-daerah lain, termasuk kepada terduga teroris yang ditangkap di Bima, Nusa Tenggara Barat beberapa waktu yang lalu yang kedapatan memiliki uang Rp 47 juta. 

"Dugaan kuat hasil fa'i. Mereka kelompok Abu Roban yang melakukan aktivitas fa'i dan mengirim hasil fa'i, termasuk ke Sulawesi," ujarnya. 

Penembakan Polisi Selain itu, kelompok ini juga diduga melakukan penembakan terhadap para anggota polisi, seperti Aipda Dwiyatna, Aiptu Kus Hendratna, dan Brigadir Maulana. "Sudah clear itu," katanya. 

Hal ini berdasarkan barang bukti berupa enam buah sepeda motor, yang salah satunya diduga milik satpam Masjid Bani Umar. Motor Honda Supra itu dirampas pelaku saat melakukan aksi penembakan terhadap Brigadir Maulana di Pondok Aren, Tangerang Selatan. "Aslinya B 6620 SPS (milik satpam) lalu diganti menjadi B 6516 PGE itu," ujar Boy. 

Barang bukti lain yang ditemukan dalam olah TKP itu adalah lima pucuk pistol yang diduga senjata rakitan dan satu buah senjata jenis revolver. Tapi, Boy belum bisa memastikan asal revolver itu berasal. Ditambah lagi, nomor seri revolver itu sudah dihilangkan dengan cara digerinda. "Kemudian ada peluru yang 9 mm, kurang lebih ada 34 butir," tambahnya. 

Boy juga menjelaskan, penggerebekan rumah kontrakan itu merupakan hasil dari pengembangan atas penyelidikan kasus ledakan bom di Vihara Ekayana Graha beberapa waktu lalu. "Semuanya berkembang dari Ekayana itu," kata Boy, Selasa (31/12/2013) dini hari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com