Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Mulai Dekati PDI-P dan Jokowi

Kompas.com - 04/12/2013, 09:10 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Melejitnya nama politisi PDI Perjuangan yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, sebagai calon presiden dengan elektabilitas menjanjikan, membuat sejumlah partai politik melakukan pendekatan. Meski pun, PDI Perjuangan belum memutuskan siapa calon yang akan diusungnya.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan, partainya melakukan komunikasi intens dengan sejumlah partai politik. Paling intens dengan PDI Perjuangan, termasuk Jokowi.  Tertarikkah PAN menggandeng Jokowi dan berkoalisi dengan PDI Perjuangan?

“Bang Hatta komunikasinya luar biasa bagus dengan Bu Mega, termasuk dengan Jokowi, kami serahkan sepenuhnya kepada PDI-P,” kata Dradjad, saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com, Selasa (3/12/2013).

Saat ditanya kemungkinan menduetkan Jokowi-Hatta, Dradjad pun tertawa. “Sudah terlihat kan Bang Hatta belakangan mesra bersama Jokowi? Ha-ha-ha, bahkan naik kereta bareng. Naik kereta api, tut tut tut, siapa mau ikut,” ujar Dradjad, sambil tertawa.

Siapa pun capres yang diusung PDI-P, lanjut Dradjad, PAN akan menghormati dan mendukung.

Dradjad mengungkapkan, berdasarkan analisis yang dilakukan melalui survei internal PAN, Pemilu 2014 hanya akan mengeluarkan dua kekuatan koalisi yakni koalisi yang digalang PDI Perjuangan dan koalisi yang dipimpin Partai Golkar. Partai-partai menengah, menurutnya, akan merapat ke kedua kutub tersebut. Hal ini pula yang akan dilakukan PAN. 

Dengan Ical

Bagaimana dengan Golkar? Dradjad menjelaskan, chemistry antara Ketua Umum DPP PAN Hatta Rajasa dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal “Ical” Bakrie sangat kuat. Keduanya diusung partai masing-masing sebagai bakal calon presiden. Namun, dilihat dari segi komposisi elektoral, duet Ical-Hatta dinilai tak terlalu tinggi tingkat keterpilihannya.

“Secara elektabilitas Ical dan Hatta sudah pasti lewat. Walau pun berkoalisi, bisa ya dan tidak, tapi peluangnya sangat kecil,” kata Dradjad.
 
Namun, ia memastikan bahwa konstelasi politik terkait pemilihan presiden akan sangat bergantung pada hasil pemilihan legislatif. Bisa saja, sebut Dradjad, akan muncul kekuatan ketiga yaitu kelompok partai menengah. Motor dari koalisi ini bisa dilakukan Partai Demokrat atau pun PAN.

“Semuanya akan terkunci pada jumlah kursi. Siapa yang jumlah kursi paling banyak, dia bisa ajukan capresnya. Kalau kami dapat 77 kursi, bukan tidak mungkin kami ajukan sendiri Hatta Rajasa,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com