Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Akademisi, Surya Paloh Sindir SBY

Kompas.com - 28/11/2013, 12:47 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyindir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Menurut Paloh, hal itu mencoreng nilai negarawan yang melekat pada seorang kepala negara.

"Itu mempersempit, sayang, ada yang hilang sisi keteladanannya," kata Paloh saat seminar politik di kampus FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (28/11/2013). Seminar itu dihadiri para akademisi, mulai dari mahasiswa hingga guru besar, serta kalangan umum.

Paloh mengatakan, apa pun alasannya, Presiden SBY seharusnya tidak merangkap jabatan. Meski tak ada peraturan yang dilanggar, secara etika jelas bahwa rangkap jabatan itu dianggapnya tidak etis dan bisa mengganggu kinerja sebagai kepala negara.

Sejatinya, kata Paloh, seorang pemimpin negara harus memiliki visi dan telah menyelesaikan semua urusan pribadinya, keluarga, bisnis, atau partai.

"Kalau belum selesai, maka negara kita akan dirugikan sekali. Keteladanan itu memerlukan pengorbanan, dan pemimpin yang berani berkorban saya pikir akan menjadi teladan," pungkasnya.

Seperti diberitakan, Presiden SBY merangkap jabatan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat setelah Anas Urbaningrum menyatakan berhenti pascamenjadi tersangka kasus dugaan menerima gratifikasi dalam proyek Hambalang. SBY lalu menunjuk Syarief Hasan sebagai Ketua Harian untuk menjalankan tugas Ketum sehari-hari.

Pihak Istana ataupun Partai Demokrat berkali-kali menyampaikan bahwa rangkap jabatan SBY tidak akan mengganggu kinerja sebagai Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com