Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Golkar: Ical Jangan Paksakan Jadi Capres

Kompas.com - 21/11/2013, 15:38 WIB
Sandro Gatra

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah seorang pendiri Partai Golkar, Suhardiman, menyarankan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical tidak memaksakan diri untuk menjadi calon presiden. Suhardiman menilai Ical sulit memenangi pertarungan Pilpres 2014.

"Jika Ical tetap memaksakan diri maju pada Pilpres 2014, sulit untuk menang, hanya akan buang waktu dan uang saja," kata Suhardiman di Jakarta seperti dikutip Antara, Kamis (21/11/2013), menjelang penyelenggaraan Rapimnas V Partai Golkar pada 21-23 November 2013.

Suhardiman, yang juga pendiri dan Ketua Dewan Penasihat Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), organisasi kemasyarakatan pendiri Partai Golkar, itu menambahkan, sebaiknya Ical menjadi king maker atau orang yang mempersiapkan tokoh lain menjadi presiden.

"Ical jangan jadi king, tetapi jadi king maker," kata satu-satunya pendiri Partai Golkar yang masih hidup ini.

Menurut mantan anggota Dewan Pertimbangan Agung itu, secara sosiologis, figur yang memenangi pilpres di Indonesia masih didominasi oleh capres yang berasal dari Jawa. Alasannya, mayoritas penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa.

Suhardiman mengingatkan agar Partai Golkar tidak mengalami kekalahan lagi dalam pilpres secara langsung sebagaimana pernah terjadi pada Pilpres 2004 (meskipun menang pada Pemilu Legislatif 2004) dan Pilpres 2009. Untuk itu, Suhardiman meminta Rapimnas Partai Golkar bersikap realistis dengan tidak memaksakan pencapresan Ical.

Lebih baik, kata Suhardiman, Ical mendukung tokoh muda potensial dari internal partai maupun dari partai lain.

Sebelumnya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung meminta pencalonan Ical dievaluasi. Namun, para fungsionaris DPP partai berlambang pohon beringin itu menegaskan bahwa pencalonan Ketua Umum DPP Partai Golkar sebagai presiden telah final berdasarkan hasil Rapimnas 2012.

Rapimnas V Partai Golkar hanya membahas konsolidasi menjelang Pemilu 2014 dan membahas siapa yang layak menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Ical.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Nasional
Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com