Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAD: Jangan Tergesa Simpulkan Penyebab Jatuhnya Heli MI-17

Kompas.com - 10/11/2013, 12:30 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman meminta semua pihak tidak tergesa-gesa menyimpulkan penyebab jatuhnya helikopter MI-17 di Kalimantan Utara.

Menurut Budiman, penyebab jatuhnya helikopter buatan Rusia itu akan segera diketahui pada beberapa hari setelah dilakukan investigasi.

"Masih kita investigasi dulu karena tidak bisa dengan mudah kita putuskan (penyebabnya). Kita lihat saja, mudah-mudahan bisa dalam dua-tiga hari ini selesai, mudah-mudahan," kata Budiman, di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2013).

Budiman menjelaskan, helikopter MI-17 jatuh di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, pada Sabtu siang, kemarin. Ia langsung memerintahkan jajarannya untuk mengirim tim untuk mengevakuasi korban yang masih hidup dan melakukan investigasi penyebab jatuhnya helikoter tersebut.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, helikopter buatan tahun 2014 itu memuat 19 orang penumpang yang terdiri dari 12 warga sipil dan tujuh anggota TNI. Informasi terakhir, lima anggota TNI dan delapan warga sipil dinyatakan meninggal dunia, sedangkan dua anggota TNI dan empat warga sipil dikabarkan selamat dan telah dievakuasi ke rumah sakit terdekat. "Yang jelas luka berat," ujarnya.

Budiman menyatakan helikopter dalam kondisi baik sebelum kecelakaan. Dia mengaku bahwa helikopter MI-17 itu selalu rutin dirawat dan sering dioperasikan oleh TNI untuk berbagai kegiatan dan keperluan.

Meski kondisi helikopter masih sangat baik, kata Budiman, namun potensi mendapatkan masalah bisa terjadi saat helikopter terbang tidak di celah-celah atau jurang. Karena pada posisi penerbangan itu, helikopter akan kesulitan terbang di atas bantalan udara.

"Ini risiko menggunakan helikopter, sedangkan kita tidak bisa menggunakan cara lain untuk membangun pos perbatasan di sana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com