"Masalah santunan, kami belum berfikir ke arah sana. Jadi kami belum bisa memberikan komentar sejelasnya," ujar Kadispen TNI AD, Brigjen Rukman Ahmad saat konferensi pers, Sabtu malam.
Kendati demikian, Rukman berjanji Mabes TNI tetap memberikan perhatian lebih kepada keluarga korban, baik anggota TNI atau warga sipil. Pihaknya akan memberitahukan kepastian terkait besar santunan bagi keluarga korban dalam waktu dekat.
Sejauh ini, Rukman mengakui pihak keluarga korban sudah berkomunikasi dengannya untuk meminta izin terbang ke Kalimantan demi menjemput jenazah sanak keluarganya.
Menanggapi permintaan itu, Rukman meminta keluarga korban bersabar dan disarankan menunggu di rumah. Pasalnya, jenazah sudah ditemukan dan tinggal dikirim ke keluarga masing-masing.
"Lagipula dari Tarakan jauh sekali dan sulit dari jalur darat, harus jalur udara. Oleh sebab itu kita minta keluarga tunggu saja di rumah dan mendoakan agar semuanya lancar-lancar saja," lanjutnya.
Sebelumnya diberitakan, Helikopter MI-17 oleng lalu kemudian jatuh di titik koordinat 4039-5080, 300 meter sebelum mendarat di helipad Pos Bulan, Kecamatan Bahauhulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu pagi.
Dari 19 orang penumpangnya, 13 orang meninggal dunia dan enam lainnya menderita luka. Para korban luka saat ini dirawat di RS TNI AL Tarakan, Kalimantan Utara. Sedangkan korban tewas akan dievakuasi pada Minggu (10/11/2013) menggunakan tiga helikopter TNI AD dibantu oleh helikopter milik perusahaan swasta setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.