Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penahanan Andi Mallarangeng Disambut Positif

Kompas.com - 17/10/2013, 16:44 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menyambut baik langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menahan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Malarangeng, Kamis (17/10/2013).

Menurut Pasek, penahanan Andi akan membuka semua fakta terkait korupsi Hambalang dengan lebih cepat.

Pasek menjelaskan, penahanan Andi merupakan hak dan kewenangan KPK, meski dalam KUHAP diatur mengenai kewenangan yang sifatnya subyektif dan obyektif. Asas praduga tidak bersalah, kata Pasek, harus tetap dihargai.

"Orang ditahan belum tentu bersalah. Kalau seseorang sudah divonis bersalah dan ditahan dengan putusan inkracht barulah dinyatakan bersalah," kata Pasek, saat dihubungi pada Kamis (17/10/2013) sore.

Melihat pola dan metode KPK, lanjut mantan Ketua Komisi III DPR ini, maka penahanan jadi seperti argo yang menghitung batas waktu sebuah kasus dinaikkan ke pengadilan karena dihitung berdasarkan lamanya seseorang di dalam tahanan selama menjadi tersangka.

Politisi Partai Demokrat ini berpendapat, penahanan ini menjadi hal baik. Pasalnya, Andi dapat mengetahui kapan kasusnya dibawa ke pengadilan sehingga ada ruang untuk membuktikan alat bukti akan kebenaran yang diyakini.

Hal buruknya, penahanan ini akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi Andi dan keluarganya. "Semoga saja segera bisa dibawa ke pengadilan sehingga rakyat dan semua pihak bisa menyaksikan apa sebenarnya yang terjadi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com