Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak SBY, Marahlah karena Rakyatmu Ditembak"

Kompas.com - 16/10/2013, 12:37 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka, kecewa dengan sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tak mengeluarkan reaksi apa pun terkait penembakan empat warga negara Indonesia di Malaysia. Padahal, menurut Rieke, Presiden SBY seharusnya mengambil sikap tegas setelah rakyatnya ditembak di Malaysia.

"Menurut saya, apa pun alasannya, pemerintah SBY perlu mempertanyakan kepada Pemerintah Malaysia, apakah demikian prosedur penanganan terhadap orang-orang yang dianggap pelaku kriminal," kata Rieke dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/10/2013) siang.

Alfian Kartono Politisi PDI Perjuangan, Rieke Diah Pitaloka.

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat ini menuturkan, kasus penembakan WNI di Malaysia telah terjadi beberapa kali. Pada waktu sebelumnya, tenaga kerja Indonesia asal Madura ditembak di Malaysia. Saat itu, Pemerintah Malaysia menyatakan peristiwa itu merupakan salah tembak dan tak ada sanksi apa pun meski korbannya meninggal dunia.

Atas dasar itu, Rieke mendesak Presiden dan jajarannya tidak terus-menerus tutup telinga dan bisu untuk menyikapi penembakan WNI di Malaysia. Bagi Rieke, permasalahan ini merupakan harga diri sebuah bangsa dan ia menuding Pemerintah Indonesia merupakan pelaku pelanggaran hak asasi manusia bila kejadian-kejadian tersebut tak disikapi dengan tegas.

"Ayo Pak SBY, daripada marah-marah soal Bunda Putri, marahlah karena rakyatmu ditembak mati di negara orang tanpa kejelasan kasus dan prosedural hukum," tandas Rieke.

Berikut adalah catatan Rieke mengenai WNI yang ditembak polisi Malaysia hingga meninggal dunia tanpa ada pembuktian tuntas secara hukum bahwa korban penembakan merupakan para pelaku kriminal.
1. Tanggal 9 Maret 2005, empat TKI asal Flores, NTT, bernama Gaspar, Dedi, Markus, dan Reni secara brutal ditembak mati oleh Polisi Diraja Malaysia.
2. Tanggal 16 Maret 2010, tiga TKI asal Sampang, Madura, bernama Musdi, Abdul Sanu, dan Muklis ditembak oleh polisi di Danau Putri, Kuala Lumpur.
3. Tanggal 24 Maret 2012, tiga TKI asal NTB, bernama Herman, Abdul Kadir Jaelani, dan Mad Noon ditembak oleh polisi Malaysia di Port Dickson.
4. Tanggal 19 Juni 2012, tiga TKI asal Lumajang dan Sampang, Madura, bernama Sumardiono, Marsudi, dan Hasbullah ditembak oleh polisi Malaysia.
5. Tanggal 7 September 2012, lima TKI asal Batam dan Madura bernama Jony, Osnan, Hamid, Diden, dan Mahno ditembak oleh polisi Malaysia.
6. Terakhir, pada tanggal 11 Oktober 2013, empat TKI asal Batam, Yudi, Hery, Ikron, dan Hapatitu, ditembak oleh Polisi Diraja Malaysia di negara bagian Selangor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com