Meskipun berbagai medium komunikasi diakui keberadaannya, medium komunikasi berupa dialog langsung dinilai sebagai medium paling efektif dalam menyampaikan pesan politik. Dibandingkan media elektronik, cetak, media sosial, ataupun bentuk jumpa pers, komunikasi langsung adalah forum ideal untuk menyampaikan pesan. Aparat pemerintah yang mencoba menyapa dengan mendatangi secara langsung warga masyarakat mendapat apresiasi tinggi.
Tujuh dari sepuluh responden menyatakan, berbicara langsung dengan warga di tempat mereka berada merupakan cara paling jitu untuk mengetahui duduk soal masalah di masyarakat. Dengan bertatap muka dengan warga, pejabat sebenarnya bisa membangun kedekatan, baik secara fisik maupun pesan yang akan disampaikan.
Lebih dari itu, berkomunikasi melalui media massa selalu mengalami proses mediasi. Artinya, media sendiri akan memasukkan kepentingan mereka dalam proses komunikasi politik tersebut. Di satu sisi, media tetap menjalankan fungsinya sebagai alat penyebaran gagasan. Di sisi lain, media belum bisa bebas sepenuhnya dari kepentingan politik pemilik media.
Tampaknya publik menyadari hal itu. Suara yang cukup berimbang menyatakan, media massa telah menjalankan perannya sebagai penyalur informasi dibandingkan sekadar mencari sensasi. Namun, tiga perempat bagian responden juga menyadari, media massa saat ini belum bebas dari kepentingan politik para pemiliknya.
Menjelang Pemilu 2014, terbuka peluang media digunakan oleh pemiliknya sebagai bagian dari komunikasi politik pemiliknya. Jika itu terjadi, media akan kehilangan fungsi politiknya bagi masyarakat. Namun, masyarakat saat ini bisa memilah dan memilih. (LITBANG KOMPAS)