Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Pemimpin Komunikatif

Kompas.com - 20/02/2012, 11:45 WIB

Andreas Yoga, Litbang Kompas

KOMPAS.com - Keberhasilan komunikasi politik antara penguasa dan massa rakyatnya, selain ditentukan oleh bentuk relasi sosial yang melandasinya, dipengaruhi juga oleh bentuk dan isi pesan yang disampaikan. Publik menilai komunikasi yang dilakukan para pemimpin selama ini masih sebatas pencitraan diri.

Komunikasi politik dapat diartikan sebagai bentuk penyampaian pesan yang dilakukan oleh penguasa kepada massa rakyat yang ada di wilayah kekuasaannya. Penguasa di sini bisa dimaknai secara luas sebagai individu ataupun institusi yang memiliki mandat untuk menyelenggarakan pemerintahan. Pada umumnya, penyampaian pesan dari penguasa kepada massa rakyat dimediasikan oleh media massa. Namun, tak jarang sejumlah pemimpin memilih bertatap muka langsung dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya.

Di satu sisi, pilihan atas bentuk komunikasi politik dalam beberapa hal turut memberi kontribusi atas tercapai atau tidaknya tujuan penyampaian pesan tersebut. Pidato satu arah tanpa diikuti oleh dialog memudahkan sang pemimpin untuk menyampaikan gagasannya. Namun, bentuk ini sering kali berujung salah persepsi. Hal itu terjadi karena tak ada ruang bagi publik untuk memeriksa kembali kebenaran dari pesan yang disampaikan sang pemimpin.

Di sisi lain, bentuk komunikasi politik yang dipilih dapat menghilangkan atau paling tidak mengurangi implikasi relasi hierarkis antara penguasa dan rakyat. Mantan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid menyadari ada relasi yang timpang antara penguasa dan rakyatnya. Ia pun menjadikan Istana Presiden, simbol rumah penguasa, sebagai rumah rakyat. Publik diperbolehkan ke istana secara reguler untuk berdialog dengannya.

Meskipun demikian, pilihan atas bentuk komunikasi politik belum dianggap cukup tanpa disertai dengan kekuatan politik dari pesan yang disampaikan. Kekuatan politik di sini diartikan sebagai keterkaitan isi pesan sang pemimpin dengan realitas persoalan yang dihadapi massa rakyat. Tanpa hal itu, komunikasi politik yang dilakukan seorang pemimpin hanya bertujuan sebagai pencitraan diri dan lembaganya. Hal itulah yang terungkap dalam jajak pendapat Kompas di 12 kota besar Indonesia.

Bagaimana publik menilai komunikasi politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? ....Selengkapnya simak hasil jajak pendapat Kompas di Harian Kompas, Senin (20/2/2012), halaman 4.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com