Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Yakin Tak Ada Pemaksaan Keyakinan di Sampang

Kompas.com - 13/08/2013, 18:36 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Suryadharma Ali mengaku tidak tahu soal adanya pemaksaan terhadap warga Syiah di Sampang, Madura, untuk meninggalkan keyakinannya. Suryadharma hanya tahu ada proses persamaan persepsi antarumat di Sampang yang dilakukan tim rekonsiliasi.

"Saya tidak tahu ada pemaksaan. Tapi, yang saya tahu ada program penyamaan persepsi dan pencerahan. Itu kesepakatan kedua belah pihak. Saya yakin tidak akan ada paksaan," kata Suryadharma di Istana Negara, Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Suryadharma berharap agar semua pihak tidak menyebut konflik di Sampang antara Sunni dan Syiah. Pemerintah, kata dia, menganggap konflik tersebut antara warga Sampang dan kelompok Tajul Muluk.

Ia menambahkan, berdasarkan pertemuan berbagai pihak di Sampang, sudah ada keinginan besar untuk rekonsiliasi. Warga dan para ulama setempat tak mempermasalahkan jika pengungsi Syiah kembali ke kampung halaman.

Hanya, tambah Suryadharma, agar konflik tidak terulang, perlu disamakan persepsi antara warga Sampang dan warga Syiah sebelum kembali ke kampung halaman. Dengan demikian, isu yang beredar mengenai ajaran agama dapat diklarifikasi.

"Mungkin menurut ulama sampang ajaran Tajul Muluk bertentangan, silakan dijelaskan, atau barangkali menurut ajaran Tajul Muluk ajaran ulama Sampang bertentangan. Silakan saling menjelaskan. Itu yang dimaksud dengan penyamaan persepsi. Selesaikan dulu itu," pungkas dia.

Seperti diberitakan, Nur Kholis (22), salah satu warga Syiah di Sampang, mengaku dipaksa menandatangani surat pernyataan bertobat. Menurut Nur, pemaksaan itu dilakukan oleh Bupati Sampang, kepala desa, kepala dusun, kepala polsek, dan para kiai (Baca: Jika Tak "Tobat", Saya Akan Dibunuh).

Nur menolak menandatangani surat itu. Ia lalu diancam keselamatannya. Bahkan, ia diminta keluar dari Sampang. Akhirnya, ia memilih ke Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com