Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Imigrasi Tolak Tudingan Monopoli Tinta Printer

Kompas.com - 29/07/2013, 14:28 WIB
Heru Margianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi membantah tudingan monopoli pengadaan tinta printer yang dilontarkan Duta Besar Republik Indonesia untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein Djoko Susilo. Tudingan itu dianggap tidak benar.

"Prasangka Direktorat Jenderal Imigrasi melakukan praktik monopoli terhadap penyediaan tinta adalah tidak benar karena Direktorat Jenderal Imigrasi tidak terkait dalam penyediaan tinta untuk pelayanan keimigrasian di perwakilan Indonesia," kata Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha Ditjen Imigrasi Heriyanto dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (29/7/2013). Siaran pers tersebut menanggapi keluhan Djoko tentang tinta printer dan stiker visa yang dimuat Kompas.com pekan lalu.

Dalam berita itu, Djoko menduga adanya praktik monopoli pengadaan printer dan tinta untuk pencetakan dokumen paspor dan visa. Menurut Djoko, perwakilan Indonesia di Eropa tidak diperkenankan membeli tinta printer di negara perwakilan, tetapi harus pesan ke perusahaan tertentu di Jakarta. Padahal, dengan cara itu biaya yang dikeluarkan untuk tinta printer menjadi lebih mahal (baca: Dubes RI di Swiss: Kinerja Imigrasi Diwarnai Monopoli)

"Perlu kami sampaikan bahwa sebelum tahun 2011 penyediaan tinta dan mesin cetak (printer) memang disediakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Biro Perlengkapan). Namun, setelah tahun 2011 penyediaan untuk kebutuhan pelayanan Keimigrasian di Perwakilan Indonesia disediakan oleh Kementerian Luar Negeri," jelas Heriyanto.

Stiker dan blangko paspor

Selanjutnya, mengenai blangko paspor dan stiker visa yang dikeluhkan Djoko, Heriyanto menjelaskan, Ditjen Imigrasi telah mengirim permintaan tersebut. Dokumen itu telah diterima Kedubes RI di Swiss pada 22 Juli. Permintaan Djoko diterima melalui surat elektronik, bukan faksimile pada 4 Juni.

Sebelumnya, Djoko mengeluhkan soal tidak adanya respons Ditjen Imigrasi mengenai permohonan 500 blangko paspor dan 5.000 stiker visa yang dikirimkannya ke pihak Imigrasi di Indonesia sejak 4 Juni. Menurut Djoko, jika dokumen tersebut habis, pelayanan terhadap WNI yang akan mengganti paspor untuk pulang ber-Lebaran akan terganggu (baca: Dubes RI di Swiss Keluhkan Kinerja Imigrasi Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com