Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis di Lapas Cipinang yang Pernah Diungkap Rahardi Ramelan

Kompas.com - 29/07/2013, 09:55 WIB
ING

Penulis

Sewaktu Lapas baru mulai dioperasikan, kondisinya tak jauh berbeda. Di Lapas baru, tidak diizinkan memasak di kamar, walaupun kenyataannya masih banyak dapur yang beroperasi di sana. Terdapat tak kurang 10 warung dan kios yang menjajakan berbagai makanan, seperti warung sate, ikan bakar, warteg, sayuran, sampai ke kios reparasi ponsel.

Selain bisnis warung, Rahardi juga mengisahkan bagaimana para penjenguk dipungut uang (meskipun jumlahnya seikhlasnya) saat akan menjenguk kerabatnya yang ditahan. Yang ini, tentunya menjadi bisnis dari para petugas Lapas.

"Sudah waktunya kita untuk berterus terang mengenai keadaan di LP maupun instansi pemerintah lainnya. Jangan selalu oknum yang dipersalahkan. Sistem kita yang telah menciptakan keadaan demikian. Diperlukan penyelesaian yang menyeluruh termasuk kesejahteraan pegawai," demikian Rahardi.

Saat ditanya apakah ia tak gentar mengungkap praktik-praktik yang berlangsung di Lapas, Ketua Persatuan Narapidana Indonesia ini hanya tertawa. "Enggaklah, kenapa harus takut. Saya kan hanya menulis apa yang saya ketahui, apa yang saya alami selama saya di penjara," katanya singkat.

Bisnis pulsa

Selain warung makanan dan segala kebutuhan sehari-hari, salah satu bisnis yang marak dan dijadikan sebagai cara transfer uang oleh narapidana adalah jual beli pulsa. Bagaimana bisa?

Keluarga atau kerabat menggunakan cara mentransfer sejumlah pulsa ke nomor ponsel sang napi. Pulsa yang telah ditransfer ini kemudian dijual kepada napi lainnya. Demi mendapatkan uang tunai dengan cara cepat, sering kali pulsa yang dijual jauh lebih murah dibanding harga pasaran.

Pulsa dengan nilai Rp 100 ribu dijual dengan harga Rp 80 ribu, dan pada waktu-waktu tertentu bisa turun sampai Rp 75 ribu. "Setiap pagi dan sore, saya mendengar ada teriakan 'simpati, emtri, eksel cepe'. Teriakan ini bukan hanya satu kali tetapi beberapa kali dan dilakukan beberapa orang. Rupanya, mereka ini penjaja pulsa yang berkeliling menelusuri lorong-lorong LP di blok hunian, seperti halnya pedagang sate keliling menawarkan satenya di sekitar kawasan hunian," demikian tulis Rahardi.

Mereka yang biasa menjajakan pulsa ini kebanyakan "anak bawah", kasta terendah di antara para napi. "Anak bawah" jarang dikunjungi keluarga dan tak memberikan kontribusi keuangan bagi keperluan kamar. Pembeli utama dari pulsa ini adalah petugas dan pejabat beserta keluarganya.

Maraknya perdagangan pulsa bukan karena tingginya tingkat pemakaian ponsel di penjara, melainkan karena para narapidana terdesak kebutuhan finansial sehari-harinya. Paling tidak, mereka harus menyediakan biaya untuk uang kamar, uang makan, membeli air, rokok, dan lain-lain. Belum lagi untuk pungutan yang kerap terjadi.

Sebagian dari para napi menggantungkan pemenuhan finansialnya dari keluarga yang berkunjung. Mentransfer uang melalui pulsa dinilai paling aman dari berbagai "sunatan". Bayangkan, jika langsung memberikan uang tunai saat berkunjung, mungkin tak ada separuhnya yang sampai ke napi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com