Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Muncul di TV, Ical Dongkrak Elektabilitas Golkar

Kompas.com - 16/07/2013, 13:57 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Elektabilitas Partai Golkar menempati urutan teratas dengan suara 19,7 persen dalam survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN). Selain karena sudah lama dikenal oleh masyarakat, peneliti LSN Dipa Pradipta mengatakan, elektabilitas Partai Golkar terdongkrak dengan iklan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical yang wara-wiri di televisi.

"Kenapa Golkar bertahan, itu karena ARB (Aburizal Bakrie) dan partainya secara masif memaparkan iklan politik terus-menerus. Jadi, itu juga menimbulkan elektabilitas cukup tinggi," terang Dipa di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Selain itu, Golkar juga dianggap partai dengan kader yang jarang tersandung kasus korupsi. Direktur LSN Umar Bakry menambahkan, meskipun ada kader Golkar yang tersangkut kasus korupsi, hal itu tidak memengaruhi elektabilitas Golkar. Kasus korupsi menurutnya hanya lekat pada Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Persepsi korupsi publik itu tak mengarah ke Golkar. Yang diketahui publik di pemberitaan media itu (yang korupsi) Demokrat dan PKS. Yang kena hukuman dua partai itu," kata Umar.

Kemudian, menurutnya, Golkar merupakan partai besar yang telah memiliki jaringan di seluruh Indonesia.

"Sosialisasi melalui televisi dan langsung terjun ke lapangan, mau enggak mau (pengaruhi elektabilitas). Golkar jaringannya juga sudah mengakar, badai seperti apa pun Golkar tetap jadi partai besar," tambahnya kemudian.

Sosialisasi Ical di televisi berpengaruh terhadap elektabilitas partai karena melekatnya Ical selaku Ketua Umum dan calon presiden dari Golkar. Menurut Umar, persepsi publik telah terbentuk dari iklan tersebut.

"Orang yang ragu-ragu, yang belum tahu, dibentuk persepsinya melalui berita, iklan, ada misi yang ingin disampaikan bukan hanya memperkenalkan diri," terangnya.

Survei tersebut dilakukan pada 1-10 Mei 2013 di 33 provinsi seluruh Indonesia dengan 1.230 responden. Hasil survei dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analisis dari sejumlah surat kabar. Survei ini juga memiliki margin of error sebesar 2,8 persen dan pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Setelah Golkar, posisi kedua ditempati oleh PDI-P (18,3 persen) dan diikuti oleh Partai Gerindra di posisi ketiga (13,9 persen). Setelah itu, berturut-turut ialah Partai Hanura (6,9 persen), Demokrat (6,1 persen), PKB (4,8 persen), Partai Nasdem (4,6 persen), Partai Persatuan Pembangunan (4,3 persen), Partai Amanat Nasional (3,8 persen), Partai Keadilan Sejahtera (3,8 persen), Partai Bulan Bintang (1,4 persen), dan PKPI (0,5 persen). Suara yang tidak memilih partai mana pun sebanyak 11,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com