Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak "Pede" dengan Ambang Batas Presiden, PPP Urung Gelar Konvensi

Kompas.com - 09/07/2013, 15:47 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Partai Persatuan Pembangunan mengurungkan niat menggelar konvensi untuk menetapkan calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung pada Pilpres 2014. Partai beralasan, ambang batas untuk pencalonan presiden yang masih cukup tinggi dapat membuat capres-cawapres hasil konvensi tidak dapat didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum sebagai peserta Pilpres 2014 .

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali mengatakan, awalnya pihaknya ingin menggelar konvensi setelah belajar dari konvensi yang digelar di Amerika Serikat dan Partai Golkar tahun 2004 . Elektabilitas Golkar yang tengah terpuruk waktu itu, menurut dia, meningkat setelah digelar konvensi.

Namun, belakangan, pandangan PPP berubah setelah melihat kemungkinan besar ambang batas presiden tidak berubah, yakni 20 persen perolehan kursi DPR atau 25 persen perolehan suara sah nasional. Parpol-parpol besar masih bertahan dengan persyaratan tersebut.

"Kalau suara PPP (di Pileg) tidak sesuai dengan ambang batas presiden, katakanlah dapat 10 persen, capres hasil konvensi hanya jadi calon di tingkat partai. Kalau berkoalisi (capres-cawapres) belum tentu diterima. Jadi sangat bias konsep konvensi. Kalau konvensi di Amerika kan pasti jadi calon," kata Suryadharma di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Untuk itu, ujar Suryadharma, PPP akan terus berjuang agar dalam revisi UU Pilpres ambang batas presidensial diturunkan. Pihaknya ingin agar ambang batas presiden hanya 3,5 persen. Dengan demikian, nantinya rakyat akan memiliki banyak pilihan calon pemimpin selanjutnya.

Jika ambang batas tidak berubah, ujar Suryadharma, peserta Pilpres 2014 akan didominasi  capres yang itu-itu saja. Ia menolak jika ambang batas presiden yang rendah akan membuat parpol tidak mengusung tokoh terbaik atau pemerintahan tidak efektif.

"Partai tentu tidak mau spekulasi. Pasti akan menyuguhkan pasangan yang terbaik. Kalau sembarang, masyarakat tidak akan pilih dan yang rugi parpol itu sendiri. Ambang batas presiden 3,5 persen juga tidak menutup koalisi. Bisa jadi parpol tertentu cocok dengan yang diusung parpol lain. Seperti pilkada, parpol yang punya kursi besar (di DPRD) tidak selalu mengusung kadernya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com