Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu dengan Parlemen Israel, Tantowi Mengaku Khilaf

Kompas.com - 18/06/2013, 20:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya, mengaku khilaf telah mengikuti pertemuan dengan parlemen Israel. Sebagai bukti penyesalannya, ia siap membuka ruang dialog dan dan menyatakan maafnya kepada masyarakat Indonesia.

Politisi Partai Golkar ini menyampaikan, kekhilafannya tak terlepas karena ia hanya seorang manusia biasa. Untuk itu, Tantowi menyatakan siap membuka dialog dengan berbagai pihak yang merasa kecewa dengan kunjungannya ke Israel.

"Saya membuka dialog kepada pihak-pihak yang ingin membuka dialog. Sebagai umat Islam, saya punya mimpi tercipta perdamaian di Palestina yang ditempuh melalui proses yang adil," kata Tantowi, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Tantowi menyatakan, kunjungannya ke Israel dilandasi rasa ingin tahu pada proses perdamaian antara Israel dan Palestina. Dirinya menegaskan, tak ada sedikit pun niat di hatinya mendukung pejajahan zionis Israel atas Palestina.

Selama di sana, Tantowi mengaku mendapat gambaran yang jelas soal peta konflik Israel dan Palestina. Bermodal itu, dirinya justru melayangkan kritik keras pada parlemen Israel terkait pencaplokan tanah warga Palestina oleh Israel.

"Sebagai manusia saya bisa saja khilaf. Tidak menyadari kunjungan tersebut sudah melukai hati umat Islam di Indonesia. Untuk itu saya minta maaf," ujarnya.

Sebelumnya, Tantowi mengaku pergi ke Israel untuk memenuhi suatu undangan dari pemerintah setempat. Undangan itu berkaitan dengan penyampaian proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Tantowi hadir atas undangan pribadi bersama beberapa perwakilan dari perguruan tinggi dan lembaga think tank Indonesia. Kunjungan tersebut berlangsung selama empat hari, terhitung sejak 27 Mei sampai 1 Juni 2013.

Dalam kunjungan itu, rombongan dari Indonesia dipertemukan dengan sejumlah pihak. Mulai dari anggota parlemen, pemerintah, akademisi, dan perwakilan masyarakat Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Sholat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Sholat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet di Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Hari Pertama Penyerahan Dukungan, Mayoritas Provinsi Nihil Cagub Independen

Nasional
Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Hakim MK Sebut Sirekap Bikin Kacau Penghitungan Suara, Minta KPU Perbaiki

Nasional
Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com