Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Koalisi Beradu Cerdik dalam Isu BBM

Kompas.com - 18/06/2013, 08:56 WIB
Tomy Trinugroho A.

Penulis

KOMPAS.COM - Politik tidak melulu soal idealisme, lobi, dan jaringan. Ada dimensi lain yang juga penting, yaitu citra dan persepsi. Pada dimensi ini, media adalah sarana yang mutlak. Lewat media, citra dan persepsi diusahakan dibangun serta disebarluaskan kepada khalayak.

Namun, pembentukan citra dan persepsi tidak ditentukan semata-mata oleh media. Ada hal lain yang ikut menentukan keberhasilan pembangunan citra: mulai dari substansi gagasan hingga riwayat kubu kekuatan politik yang sedang berusaha membangun citra. Menjelang Pemilu 2014, pembentukan citra dan persepsi di ruang publik meningkat. Setiap kekuatan politik tidak ingin ketinggalan merebut simpati.

Dalam konteks demikian, isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan pintu masuk penting bagi sejumlah kekuatan politik untuk mengampanyekan citra yang hendak mereka bangun. Seperti kaset lama yang diputar terus-menerus, strategi yang dipakai dalam membangun citra tidak berubah: mari tolak kenaikan harga BBM karena rakyat pasti tidak menyukai harga naik.

Pembangunan citra sebagai kekuatan politik yang prorakyat pun dibangun. Sikap menolak rencana kenaikan harga BBM diumumkan di mana-mana walau itu berbeda dengan sikap partai politik lain pendukung pemerintah. Argumen ilmiah coba diselipkan dengan mengutip hasil survei bahwa lebih dari 86 persen orang Indonesia tidak setuju harga BBM naik.

Kegaduhan terjadi. Kekuatan politik pendukung pemerintah dinilai seharusnya bersikap sama dengan pemerintah dalam isu sangat strategis seperti harga BBM. Upaya membangun citra sebagai kekuatan politik yang prorakyat ternyata berhadapan dengan tudingan perilaku tidak etis, tidak konsisten, dan hanya mau cari untung sendiri.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampaknya paham ke arah mana perdebatan itu bergerak. Karena itu, lewat juru bicaranya, Julian Aldrin Pasha, ia mempersilakan rakyat untuk menilai sendiri manuver setiap parpol pendukung pemerintah.

SBY pun tidak akan mau mencopot menteri gara-gara pertentangan di antara kekuatan pendukung pemerintah. Mencopot menteri justru berpotensi besar menguntungkan kelompok yang sedang membangun citra prorakyat dengan mengampanyekan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.

Jadi, berhati-hatilah, jangan sampai kalah cerdik memainkan isu BBM…. (A Tomy Trinugroho)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

    Nasional
    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

    Nasional
    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

    Nasional
    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

    Nasional
    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

    Nasional
    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

    Nasional
    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

    Nasional
    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com