Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanibalisasi Antarcaleg

Kompas.com - 17/06/2013, 09:24 WIB

Parpol, kata Haryadi, umumnya membiarkan setiap calegnya berkompetisi. Nyaris tak ada strategi koordinasi untuk optimalisasi perolehan suara parpol. Padahal, perolehan kursi dihitung berdasarkan akumulasi suara yang didapat parpol dari keseluruhan suara para caleg di suatu dapil.

Fenomena itu, lanjut Haryadi, bisa disebabkan ketidakpahaman elite parpol akan risiko saling memakan tersebut. Namun, hal itu bisa juga disebabkan penempatan caleg yang transaksional.

Pengamat politik dari CSIS, J Kristiadi, menilai persaingan pada Pemilu 2014 akan semakin ganas. Caleg yang terpilih merupakan calon yang mendapat dukungan terbanyak. Praktik politik pun akan menjadi sangat rentan dalam Pemilu 2014.

Menghindari kontraproduktivitas dari persaingan internal tersebut, Ari dan Haryadi senada mengatakan, semestinya parpol membagi wilayah atau segmen publik caleg masing-masing di setiap dapil. Kalau pertarungan bebas seperti pada Pemilu 2009, maka akan bisa berlanjut dengan saling mencuri suara.

Nama caleg tersebut saat ini sudah tercantum dalam daftar calon sementara yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum. Namun, KPU perlu mempertegas sistem yang dapat mengakomodasi berbagai masukan dari masyarakat terkait rekam jejak atau riwayat hidup mereka. Tanpa masukan masyarakat, seleksi caleg pun tidak maksimal dan upaya KPU meningkatkan kualitas caleg menjadi tidak efektif.

Menurut Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Sebastian Salang di Jakarta, Sabtu, dari sisi formal, upaya KPU untuk memberikan data calon, termasuk rencana mengunggah riwayat hidup caleg, merupakan upaya positif.

Kristiadi menilai harus ada gerakan dari masyarakat untuk mengkritisi caleg. Tolak ukur caleg yang penting, katanya, adalah pendidikan dan kompetensi, baik kompetensi secara politik maupun moral. ”Jangan sampai nasib masyarakat lima tahun ke depan tergantung pada orang yang bermasalah,” katanya. (INA/NWO/FER/SSD)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

    Nasional
    Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

    Nasional
    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

    Nasional
    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

    Nasional
    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

    Nasional
    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

    Nasional
    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

    Nasional
    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

    Nasional
    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

    Nasional
    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

    Nasional
    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

    Nasional
    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

    Nasional
    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

    Nasional
    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

    Nasional
    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com