Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiah Sarat Kritik soal Lingkungan untuk Presiden

Kompas.com - 07/06/2013, 16:51 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan "hadiah" khusus dalam kunjungannya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (7/6/2013). Para aktivis Greenpeace Internasional menyanyikan sebuah lagu untuknya.

Dengan diiringi satu gitar dan gendang, sekitar 20 aktivis Greenpeace dari berbagai negara menyanyikan sebuah lagu dengan lirik bahasa Indonesia. Mereka menyanyikan sebuah lagu bertema pelestarian lingkungan yang berjudul "Berita Cuaca" ciptaan almarhum Gombloh.

Sambil tersenyum, Presiden mendengarkan nyanyian mereka yang dibantu lembaran teks lirik lagu. Pasalnya, kebanyakan mereka yang bernyanyi bukan orang Indonesia yang kurang fasih berbahasa Indonesia.

"Mengapa tanahku rawan kini. Bukit-bukit pun telanjang berdiri. Pohon dan rumput enggan bersemi kembali. Burung-burung pun malu bernyanyi..." demikian sepenggal lirik yang penuh kritik.

Walau melantunkan lagu yang berbau kritik, Direktur Eksekutif Greenpeace Internasional Kumi Naiddo juga sempat menyatakan apresiasinya atas kinerja pemerintah pascapertemuan pertama di Jakarta tahun 2012.

"Kemajuan yang membawa perlindungan pada hutan. Tentu masih ada pekerjaan rumah krusial yang harus diselesaikan. Kami akan memberi dukungan penuh terhadap komitmen pemerintah untuk mewujudkan hutan tanpa deforestasi," kata Kumi.

Pertemuan tersebut awalnya akan digelar di Kantor Presiden. Namun, atas masukan para menteri, Presiden memutuskan menyambangi kapal milik Greenpeace Internasional, Rainbow Warrior, yang tengah berlabuh di dermaga Nusantara Pura 1. Presiden mengajak Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono, menantunya Annisa Pohan, dan cucu pertamanya Almira Tunggadewi Yudhoyono. Presiden mengaku mengajak cucunya lantaran diskusi dalam pertemuan dengan Greenpeace akan menyangkut masa depan Almira dan rekan sebayanya.

Di awal acara, Presiden melakukan pertemuan tertutup dengan Kumi dan rombongan. Setelah itu, Presiden dan rombongan diajak berkeliling kapal dengan panjang 57,92 meter dan lebar 11,3 meter itu.

Dalam pidatonya, Presiden mengucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Greenpeace selama ini. Ia mempersilakan Greenpeace untuk terus mengkritik, memberi saran. Namun, harapan Presiden, sampaikan juga langkah yang telah dilakukan Indonesia kepada dunia internasional.

Tanpa menyebut apa kekurangannya, Presiden mengakui masih banyak hal harus dibenahi menyangkut lingkungan di Indonesia. Kepada Greenpeace, Presiden mengatakan, Indonesia punya komitmen tinggi untuk terus mengurangi emisi karbon, memelihara hutan, memerangi pembalakan liar, mengatasi kebakaran hutan.

Presiden menyinggung kebijakan pemerintah yang baru dilakukan, yakni moratorium pemberian izin baru tata kelola hutan alam primer dan lahan gambut di Indonesia. Tidak kalah penting, kata Presiden, program menanam 1 miliar pohon setiap tahun.

"Ini upaya nyata meskipun selalu ada tantangannya. Tapi tahun demi tahun hasilnya kelihatan. Saya percaya sebagai Presiden Indonesia 25 tahun, 30 tahun ke depan negara kita akan makin hijau, dalam arti makin baik lingkungannya karena apa yang kita lalukan memang serius," kata Presiden yang akan mengakhiri kekuasaan pada 2014 itu.

Benarkah Indonesia akan semakin hijau? Waktu yang akan menjawab.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com