Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intrik-intrik yang Penuh Misteri

Kompas.com - 07/06/2013, 02:00 WIB

”Apa Saksi ingat, waktu itu mengatakan, ’Waduh, sebetulnya tanda tangan SPM (surat perintah membayar) itu saya palsukan’. Kemudian saya jawab waktu itu, ’Waduh, opo iku (apa itu) Mas, berat ini’. Saudara menjawab, ’Aku manut wae wis, nasibku (saya nurut aja, nasib saya)’. Saudara katakan itu?” tanya Juniver. Legimo menjawab, ”Tidak.”

Juniver mengingatkan, pemeriksaan Legimo di bagian Profesi dan Pengamanan (Propam) dan Inspektorat Pengawas Umum (Itwasum) Polri. Dalam BAP Itwasum dan Propam disebutkan, Legimo yang memalsukan tanda tangan.

”Saya tidak katakan saya yang palsukan, tapi sudah ditandatangani beliau (Djoko Susilo),” jawab Legimo.

Juniver terus bertanya. ”Dalam empat peristiwa, Saudara katakan yang memalsukan. Saya sempat tepuk-tepuk (sambil berkata), ’Nasibmu, Mas’. Masa lupa?” tanya Juniver.

Emosi Legimo pun tampak naik. ”Yang saya ingat, waktu itu Bapak menyarankan agar saya mengakui menerima uang Rp 5 juta...,” jawab Legimo keras, yang dipotong Juniver dengan ucapan, ”Pertanyaan saya, benar enggak memalsukan?”

”Tidak,” ujar Legimo.

Jawaban Legimo soal disuruh Juniver mengakui menerima uang Rp 5 juta itu masih misterius karena tak sempat disampaikan dengan gamblang. Menjelang akhir sidang, giliran penasihat hukum terdakwa, Tommy Sihotang, bertanya soal tanda tangan yang dipalsukan.

Tommy pun mengeluarkan jurus bernada ancaman jika saksi berbohong di persidangan.

Jaksa Kemas Abdul Roni menyampaikan keberatan karena penasihat hukum tak boleh mengancam di persidangan.

”Tanda tangan siapa?” tanya Tommy.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com