Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Terlalu Dini Nilai Efek SBY Ketum

Kompas.com - 27/05/2013, 19:56 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat baru akan melihat efektifitas kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat pada Desember 2013. Partai Demokrat berpendapat terlalu dini untuk menilai efektifitas kepemimpinan SBY saat ini.

"Efek Pak SBY dilihat akhir tahun 2013. Apakah efeknya itu akan jauh lebih baik atau naik (sedikit)," kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP Demokrat Ramadhan Pohan di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2013).

Hal itu dikatakan Ramadhan saat dimintai tanggapan hasil survei Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) bahwa elektabilitas Demokrat masih di angka 7,1 persen. Elektabilitas Demokrat kalah dengan Partai Golkar sebesar 13,2 persen, PDI Perjuangan 12,7 persen, dan Partai Gerindra 7,3 persen.

Ramadhan mengatakan, pihaknya tidak cemas atas hasil survei CSIS lantaran belum fokus ke kampanye untuk meningkatkan elektabilitas. Saat ini, kata dia, pihaknya masih sibuk mengurus penyusunan daftar calon anggota legislatif untuk pemilu 2014 .

Ramadhan meyakini elektabilitas Demokrat akan naik jika pada Desember nanti. Hanya saja, kata dia, masih menjadi pertanyaan apakah kenaikan tersebut bisa mencapai target, yakni 15 persen atau tidak.

Apa dasar keyakinan Anda bahwa elektabilitas Demokrat pasti naik? "Itu bagian dari strategi politik kita, apa yang sedang kita kerjakan. Ada strategi tertentu yang sudah dipegang anggota Parlemen, pengurus DPP, DPD, DPC, apa yang harus dilakukan. Efektifitasnya nanti dilihat. Kami masih optimistis. Sekarang sudah naik, cuma tidak signifikan. Tapi Desember nanti kami lihat," jawab Ramadhan.

Seperti diberitakan, elektabilitas Demokrat sempat melorot setelah para elit partai terjerat kasus korupsi. Apalagi, Demokrat sempat tersandera saat status hukum Anas Urbaningrum di Komisi Pemberantasan Korupsi menggantung. Saat itu, Anas masih menjabat Ketum Demokrat.

Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Anas lalu berhenti sebagai ketum. Hasil kongres luar biasa, SBY terpilih menggantikan posisi Anas. Namun, lantaran juga menjabat Presiden, SBY menunjuk Syarief Hasan sebagai ketua harian untuk menjalankan tugas ketum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

    Nasional
    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

    Nasional
    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

    Nasional
    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

    Nasional
    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

    Nasional
    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

    Nasional
    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

    Nasional
    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

    Nasional
    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

    Nasional
    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

    Nasional
    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

    Nasional
    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

    Nasional
    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com