Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menanti Kisah Pengajuan Kuota Daging Terang Benderang

Kompas.com - 24/05/2013, 11:47 WIB
Amir Sodikin

Penulis

KOMPAS.com - "Dia tetangga Mentan (Menteri Pertanian), rumahnya di Bogor, satu almamater dengan Mentan, kadang-kadang dia bersama Menteri. Saya minta dia komunikasikan ke Menteri,” kata Luthfi Hasan Ishaaq ketika menggambarkan sosok Baran Wirawan, Sekretaris Mentan.

Pada Januari 2013, baik Luthfi maupun Baran di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta sama-sama memberi keterangan senada terkait pertemuan keduanya di DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Jaksa penuntut umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi, Suryanelly, sempat bertanya apakah kewenangan Luthfi selaku politikus dan Presiden PKS bisa memanggil Sesmentan.

”Saya bilang, ’Anda sudah pulang atau belum. Kalau belum mampir ke DPP’. Saya menegaskan kembali kepada dia soal krisis daging yang belum ada solusinya. Itu pas mau pulang,” jawab Luthfi.

Soal itu, Baran mengakui.

Hanya, majelis hakim yang diketuai Purwono Edi Santosa terheran-heran kenapa bisa seorang Sesmentan mau dipanggil oleh orang yang bukan atasannya. ”Beliau sebagai kolega Menteri. Kalau enggak nyambung telepon Menteri, beliau hubungi saya,” jawab Baran.

Ketika ditanya apakah Baran kader PKS, Luthfi menjawab ragu. ”Saya enggak tahu dia punya kartu anggota atau tidak,” jawabnya diplomatis.

Kesaksian Luthfi itu penting karena, menurut KPK, indikasi Luthfi ikut bermain dalam persoalan krisis daging ini cukup kuat karena sampai melobi Sesmentan untuk menyampaikan pesan kepada Mentan.

Namun, di persidangan, harus diakui betapa kuatnya ”pertahanan” kubu Mentan. Hingga sidang keempat pemeriksaan saksi-saksi, sosok Mentan terasa tangguh, tak mempan dengan lobi-lobi PT Indoguna Utama yang dimotori broker Ahmad Fathanah.

Tak bisa dimungkiri, Luthfi dan Mentan Suswono punya kegelisahan sama soal krisis daging. Mereka sama-sama malu tatkala Mentan dipegang kader partai Islam, justru daging sangat mahal, itu pun bercampur dengan celeng dan tikus.

Itulah yang memicu Luthfi ikut membantu menyelesaikan krisis daging. Berbagai lobi dan upaya memberi masukan, yang diistilahkan sebagai second opinion, dilakukan Luthfi. Celakanya, teman karib semasa kuliah di Arab Saudi, Fathanah, justru memberi bisikan yang membawa Luthfi menuju jurang terdalam selama karier hidupnya.

Di persidangan pekan lalu, Luthfi dan Fathanah sama-sama memberikan kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta untuk terdakwa dari PT Indoguna, yaitu Arya Abdi Effendi dan Juard Effendi.

Fathanah secara tegas telah membentengi Luthfi dengan mengatakan, uang Rp 1 miliar yang ia terima dari PT Indoguna tak ada kaitannya dengan Luthfi. Uang itu akan digunakan untuk seminar uji publik soal krisis daging dan untuk keuntungan pribadi Fathanah.

Di persidangan, semua saksi menyatakan, tak pernah ada pengajuan kuota impor 2013 sebesar 8.000 ton yang sempat diajukan ke Kementan setelah dua kali pengajuan ditolak. Saksi Elda Devianne Adiningrat, komisaris PT Radina yang ikut membantu mengurus kuota, menyatakan, memang pernah mengajukan kuota itu kepada Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Suharyono, tetapi ditolak mentah-mentah.

Hanya, dalam dakwaan jaksa disebutkan, setelah pertemuan, Elda menyerahkan berkas permohonan itu kepada Fathanah untuk disampaikan kepada Luthfi. Keduanya mengakui soal dokumen yang akan diberikan kepada Mentan. Namun, Fathanah mengaku tak tahu dokumen itu berisi surat permohonan.

Agar kasus ini terang benderang, kita tunggu persidangan selanjutnya. (Amir Sodikin)

Ikuti berita terkait dalam topik:
Skandal Suap Impor Daging Sapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

    Airlangga Bertemu Khofifah Malam Ini, Bahas soal Emil Dardak di Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Prabowo Sebut Punya Gaya Kepemimpinan Sendiri, PDI-P: Kita Berharap Lebih Baik

    Nasional
    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    RUU Penyiaran Larang Jurnalisme Investigasi, PDI-P: Akibat Ketakutan yang Berlebihan

    Nasional
    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Prabowo Ingin Jadi Diri Sendiri Saat Memerintah, PDI-P: Kita Akan Melihat Nanti

    Nasional
    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Sepanjang 2023, Pertamina Hulu Rokan Jadi Penghasil Migas Nomor 1 Indonesia

    Nasional
    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Djarot dan Risma Dinilai Lebih Berpotensi Diusung PDI-P pada Pilkada DKI 2024 ketimbang Ahok

    Nasional
    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan 'Vina Cirebon' Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Polri Pastikan Kasus Pembunuhan "Vina Cirebon" Masih Berjalan, Ditangani Polda Jawa Barat

    Nasional
    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    KPK Dalami Gugatan Sengketa Lahan di MA

    Nasional
    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    KPK Duga Tahanan Korupsi Setor Uang Pungli ke Rekening Orang Dekat Eks Karutan Achmad Fauzi

    Nasional
    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga di 3 Desa Dievakuasi

    Nasional
    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

    Nasional
    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

    Nasional
    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

    Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik buat Rakyat

    Nasional
    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

    Nasional
    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com