JAKARTA, KOMPAS.com — Yusuf Supendi, pendiri Partai Keadilan, cikal-bakal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), angkat bicara tentang persoalan yang tengah dihadapi PKS. Menurut Yusuf, eksistensi PKS terancam dengan kehadiran Ahmad Fathanah (AF) yang terus mengungkap kedekatannya dengan para petinggi partai bernapaskan Islam itu.
"Tindakan AF yang mengaku-aku sebagai orang PKS bagaikan halilintar di tengah siang bolong. Pukulan telak bagi PKS dan sulit dielakkan. Masyarakat kian muak dan keberatan menjatuhkan pilihannya pada Pemilu 2014," ujar Yusuf saat dihubungi pada Selasa (21/5/2013).
Yusuf mengaku ironis dengan banyaknya elite PKS yang dipanggil sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Seharusnya, lanjut Yusuf, kader PKS segera melakukan evaluasi secara jujur dan obyektif serta mengambil sikap.
"Bagaimana nasib dakwah jika PKS bubar dengan sendirinya atau dibubarkan masyarakat karena PKS terbukti menerima aliran dana haram atau korupsi. Sungguh akan terjadi inkonsistensi dengan semboyan, partai adalah jamaah, dan jamaah adalah partai," kata politisi yang kini bergabung ke Partai Hanura itu.
Yusuf pesimistis meski sudah berulang kali elite PKS membantah mengenal atau memiliki hubungan dengan Fathanah, fakta persidangan berbicara lain. Hal ini, kata Yusuf, menjadi fakta yang akan sulit terbantahkan.
"Jika dalam persidangan tipikor (tindak pidana korupsi) terbukti adanya aliran dana haram ke elite PKS, bahkan mengalir ke PKS, hal ini menjadi pertaruhan rumit bagi PKS," paparnya.
Seperti diberitakan, dalam kasus suap impor daging sapi ini, Fathanah sudah ditetapkan sebagai tersangka bersama mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq. Fathanah diketahui adalah orang dekat Luthfi. Namun, para petinggi PKS membantah mengenal Fathanah, termasuk Presiden PKS Anis Matta yang sempat diperiksa sebagai saksi bagi Fathanah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.