JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota DPR asal Fraksi Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, publik tidak boleh menilai kinerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hanya dengan melihat tingkat kehadiran dalam rapat paripurna. Publik juga diminta melihat kerja anggota dewan di variabel lain.
"Tidak bisa kinerja dilihat satu sisi hanya pada kehadiran. Banyak variabel dari kinerja DPR," kata Saan Mustopa saat diskusi, di Jakarta, Sabtu (18/5/2013).
Saan mengatakan, anggota dewan yang tidak hadir rapat paripurna bisa saja tengah menjalankan tugas kedewanan lainnya, seperti konsinyering pembahasan rancangan undang-undang dan kunjungan kerja di dalam maupun luar negeri. Kecuali, kata dia, mereka tidak hadir tanpa keterangan.
Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, mengatakan, prestasi DPR periode 2009-2014 ialah hanya ketika pembahasan bail out Bank Century di awal menjabat. Setelah pengambilan keputusan di paripurna, kata Ray, yang banyak muncul justru sebaliknya.
Selama empat tahun menjabat, kata Ray, yang muncul di media ialah studi banding, kericuhan, malas, hingga korupsi. Ia memperkirakan tingkat partisipasi publik dalam pemilu legislatif 2014 bakal rendah akibat sisi negatif DPR tersebut, apalagi 90 persen anggota dewan periode ini kembali maju dalam Pileg 2014.
Saan mengakui adanya sentimen negatif publik yang lebih tinggi daripada sisi positif. Hal itu terjadi karena pemberitan negatif yang lebih banyak daripada prestasi DPR.
"Saya selalu berpikir harus ada kesadaran kolektif untuk memulihkan kepercayaan publik. Yang paling minimal dilihat publik itu kehadiran. Bagaimana pimpinan fraksi dan pimpinan DPR mendorong kesadaran anggota dewan. Paling minimal rajin datang ke paripurna," kata Saan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.