JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Maruarar Sirait mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk berhati-hati dengan para "pembisik" di sekitarnya. Hal ini dilontarkannya terkait rencana pemerintah membatasi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
"Kami ingin memperingatkan Pak SBY untuk berhati-hati pada pembisik," kata Maruarar, dalam sebuah diskusi bertajuk BLSM untuk Kepentingan Rakyat atau Parpol, di Gedung DPR, Kamis (16/5/2013).
Anggota Komisi XI DPR ini mengungkapkan, pembatasan subsidi akan berimplikasi pada naiknya harga BBM. Dengan kebijakan ini, ia yakin elektabilitas partai berkuasa akan merosot tajam jika keputusan ini diambil. Menurutnya, pemberian bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) kepada masyarakat miskin sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM merupakan cara kuno. Cara-cara tersebut juga rentan dipolitisasi. Padahal, di saat yang bersamaan, masyarakat telah lebih cerdas dalam menentukan sikap politiknya.
"Kalau ditanya (masyarakat) pasti menolak kenaikan BBM. Nanti partai koalisi cuma bilang 'Itu kan terserah pemerintah', Pak SBY harus hati-hati," ujarnya.
Sinyalemen pemerintah untuk membatasi subsidi BBM makin menguat. Terakhir Sekretariat Gabungan menggelar rapat dan mendesak agar Rancangan APBN Perubahan segera dibahas. APBN Perubahan itu yang nantinya menjadi sumber dana pemberian BLSM sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.