Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama di DPR, Luthfi Hasan Ishaaq Sering Bolos

Kompas.com - 14/05/2013, 18:03 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq selama berkarier sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ternyata kerap mangkir dari tanggung jawabnya.

Hal ini terlihat dari tingkat kehadiran Luthfi yang di bawah 50 persen. Badan Kehormatan DPR hari ini merilis data absensi anggota Dewan. Data yang dikeluarkan adalah data kehadiran anggota Dewan dalam rapat paripurna sepanjang 2012. Pada masa itu, Luthfi masih tercatat sebagai anggota Komisi I DPR.

Berdasarkan catatan BK DPR, tingkat kehadiran Luthfi berkisar 20-40 persen. Pada masa sidang III yang dilakukan pada 9 Januari-12 April 2012 diketahui Luthfi hanya hadir 40 persen rapat paripurna.

Sebanyak 60 persen lain, Luthfi mengaku izin. Sementara pada masa sidang I pada 16 Agustus-25 Oktober 2012, tingkat kehadiran Luthfi hanya 22 persen. Sisanya, sebanyak 56 persen izin, 11 persen sakit, dan 11 persen lagi tanpa keterangan.

Pada masa sidang II pada 19 November-14 Desember 2012, tingkat kehadiran Luthfi dalam rapat paripurna juga hanya 25 persen. Sebanyak 75 persen lain, Luthfi mengaku izin.

Pada saat aktif menjadi anggota Dewan, Luthfi merupakan satu-satunya presiden atau ketua umum partai yang menjadi legislator.

Tak sampai genap lima tahun menjadi anggota DPR, Luthfi pun tersandung kasus dugaan suap kuota impor daging sapi. Ia akhirnya ditetapkan sebagai tersangka bersama orang dekatnya, Ahmad Fathanah.

Pada 5 Februari 2013, Luthfi memutuskan mengundurkan diri dari keanggotaan sebagai anggota DPR. Melalui sebuah surat, Luthfi menyatakan ingin fokus menghadapi kasus hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

    Nasional
    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com